Suasana Haru Iringi Hari Pertama MPLS di Sekolah Rakyat Palangka Raya

PALANGKA RAYA – Suasana penuh haru mewarnai halaman Sekolah Rakyat Palangka Raya di Jalan Iskandar, Senin (29/09/2025). Puluhan orang tua tampak mengantar anak-anak mereka yang baru pertama kali masuk asrama untuk menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Tangis, tawa, dan pelukan menjadi gambaran betapa momen ini tidak hanya berarti bagi anak-anak, tetapi juga bagi keluarga mereka.

Kepala Sekolah Rakyat Palangka Raya, Ranny Triayu Sintha, menuturkan antusiasme orang tua terlihat sejak pagi. “Sangat antusias ya, orang tua bahkan ada yang datang sebelum waktunya. Mereka membantu menyiapkan barang-barang anak di kamar, sesuai karakter anak masing-masing,” ujarnya.

Kegiatan MPLS dimulai dengan registrasi sejak pukul 07.00 WIB, dilanjutkan sarapan bersama dengan menu sederhana nasi goreng dan snack. Bagi anak-anak, pengalaman baru ini meninggalkan kesan tersendiri. Chelsea dan Jessica, siswi kelas 5, mengaku senang bisa tinggal di asrama. “Nasi gorengnya enak,” ucap mereka sambil tersenyum.

Selepas sarapan, anak-anak belajar kemandirian dengan mencuci peralatan makan mereka sendiri. “Kalau di rumah pernah juga cuci piring, tapi di sini jadi belajar lagi bareng teman-teman,” kata Chelsea.

Ranny menegaskan bahwa pembiasaan karakter menjadi fokus awal sekolah sebelum masuk ke materi akademik. MPLS berlangsung selama satu minggu, kemudian dilanjutkan pembentukan karakter hingga dua minggu ke depan. “Karena mereka masih anak SD, tidak bisa langsung masuk ke materi akademik. Kita mulai dengan pembiasaan karakter dulu,” jelasnya.

Saat ini, Sekolah Rakyat Palangka Raya menampung 75 siswa dari berbagai wilayah, termasuk pelosok Rakumpit. Seluruh siswa tinggal di asrama dengan aturan kunjungan orang tua hanya sekali setiap akhir bulan. Meski begitu, pihak sekolah memastikan kebutuhan dasar anak-anak terpenuhi, mulai dari tiga kali makan utama hingga dua kali snack setiap harinya. “Sudah dipastikan terpenuhi kebutuhannya, jadi orang tua tidak perlu khawatir,” tambah Sintha.

Bagi sebagian orang tua, melepas anak tinggal jauh dari rumah bukan hal mudah. Punawara (38), salah satu wali murid, mengaku sempat ragu memasukkan anaknya ke sekolah ini. “Awalnya sempat nangis, tapi saya bilang kalau mau sukses harus bisa mandiri, harus bisa sama teman-teman. Kami ikuti aturan sekolah, termasuk kunjungan sebulan sekali,” tuturnya.

Ia datang sejak pagi mengantar putrinya yang duduk di kelas 4, hanya membekali empat stel pakaian karena seragam disediakan sekolah. “Biar nggak kebanyakan bawa barang, cukup seperlunya saja. Lagipula seragam dari sekolah sudah ada,” katanya. Meski berat, ia berharap keputusan ini membuka jalan lebih baik bagi anaknya. “Kami orang biasa, tapi dengan sekolah ini semoga anak-anak kami bisa jadi luar biasa. Paling tidak, dari sekian banyak anak, ada satu yang bisa berhasil,” imbuhnya.

Malam harinya, anak-anak mengikuti doa bersama dan sesi sharing time, yang dirancang untuk memperkuat ikatan dan membantu mereka beradaptasi. Hari pertama MPLS ini pun menjadi titik awal perjalanan baru, di mana mereka tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga menanamkan nilai kebersamaan, kemandirian, dan kehidupan di asrama. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com