Sunyi yang Mematikan Ibu di Parindu Akhiri Hidup

SANGGAU – Warga Dusun Bodok, Desa Pusat Damai, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau diguncang kabar duka pada Selasa (21/10/2025) sore. Seorang perempuan berinisial E.A. (42) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung di kamar mandi rumahnya.

Polisi menduga kuat korban nekat mengakhiri hidupnya akibat depresi yang tak tertangani.

Tragedi itu pertama kali diketahui oleh orang tua korban sekitar pukul 15.20 WIB. Saat hendak menggunakan kamar mandi di lantai satu, pintu terkunci dari dalam. Setelah dipanggil berulang kali tanpa jawaban, kecurigaan pun muncul. Orang tua korban kemudian memanjat untuk melihat ke dalam—dan pemandangan memilukan itu membuat mereka histeris.

Korban ditemukan tergantung menggunakan sehelai kain. Warga sekitar segera berdatangan membantu, sementara keluarga melaporkan kejadian itu ke Polsek Parindu.

Kapolsek Parindu, Ipda M. Ling, S.H., M.Sos., membenarkan laporan tersebut.
“Benar, kami menerima laporan dari masyarakat sekitar pukul 16.00 WIB tentang ditemukannya seorang perempuan dalam keadaan meninggal dunia diduga karena gantung diri. Personel kami segera menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Petugas bersama tim medis dari Puskesmas Pusat Damai melakukan pemeriksaan di lokasi. Hasil pemeriksaan dr. Edy Sinuraya menunjukkan adanya jejas di leher yang sesuai dengan tanda-tanda gantung diri, tanpa luka lain di tubuh korban.

Dari penyelidikan awal, korban tinggal bersama orang tua dan anaknya. Berdasarkan keterangan keluarga, korban diketahui mengalami tekanan batin akibat persoalan rumah tangga. Suaminya telah lama bekerja di luar negeri dan jarang pulang.

“Menurut keterangan keluarga, korban pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Singkawang beberapa waktu lalu karena mengalami gangguan kejiwaan. Dugaan kuat, kondisi depresi itu kembali kambuh dan mendorong korban untuk mengakhiri hidupnya,” jelas Kapolsek Parindu.

Polisi mengamankan barang bukti berupa kain yang digunakan korban. Keluarga menyatakan ikhlas menerima kejadian tersebut dan menolak autopsi dengan membuat surat pernyataan resmi.

Situasi di lokasi berjalan kondusif. Kapolsek menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan tokoh adat dan perangkat desa untuk membantu menenangkan keluarga dan warga sekitar.

“Unit Binmas dan Bhabinkamtibmas telah kami arahkan untuk memberikan edukasi serta imbauan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi psikologis anggota keluarga maupun lingkungan sekitar. Gangguan kejiwaan dapat dialami siapa saja dan penting untuk mendapatkan perhatian sejak dini,” tutur Ipda M. Ling.

Polsek Parindu memastikan tidak ada unsur tindak pidana dalam kasus ini. Namun, peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat agar lebih peka terhadap tanda-tanda depresi di sekitar mereka.

“Kasus ini menjadi pengingat bersama akan pentingnya kepedulian sosial dan komunikasi dalam keluarga. Kami berharap masyarakat dapat saling menguatkan dan tidak ragu mencari pertolongan medis apabila ada anggota keluarga yang mengalami depresi,” pungkas Kapolsek Parindu.

Tragedi ini menyisakan luka mendalam. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, sering kali jeritan batin seseorang tak terdengar, hingga akhirnya berubah menjadi keheningan abadi. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com