SAMARINDA – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Syadiah, menyatakan harapannya agar sektor pariwisata dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Berau dapat bersinergi secara optimal. Menurutnya, kemajuan UMKM akan mendukung perkembangan pariwisata setempat melalui produk-produk khas seperti makanan, souvenir, dan oleh-oleh yang dapat menjadi daya tarik wisatawan. Pernyataan itu disampaikan Syarifatul kepada wartawan saat ditemui di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Selasa (27/05/2025).
Syarifatul menjelaskan bahwa sektor UMKM di Berau mengalami perkembangan signifikan sejak masa pandemi COVID-19. Saat banyak masyarakat tidak dapat bekerja di luar rumah, mereka beralih berjualan secara daring dan bertahan hingga sekarang. “UMKM yang ada di Berau luar biasa perkembangannya, karena kemarin terbukti saat covid menjadi 15.000 artinya walaupun dampaknya covid luar biasa mematikan perekonomian, tapi ternyata sektor UMKM itu masih berjalan karena banyak masyarakat yang membeli online,” ujar politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini.
Dia menambahkan, di Berau terdapat UMKM unggulan yang memproduksi olahan cokelat dari desa binaan PT Berau Coal. Kampung binaan ini menghasilkan kakao berkualitas tinggi yang telah menarik perhatian produsen cokelat terbesar di Indonesia. “Pernah booming coklat Berau dan sudah terkenal sampai mancanegara yakni Pipiltin Cocoa serta kami dibantu oleh PT Berau Coal untuk mensuplai bibitnya, terus membantu pemasarannya, membudidayakannya, dan sampai kemasannya,” ungkap Syarifatul, yang mewakili daerah pemilihan Kabupaten Berau, Kutai Timur, dan Bontang.
Syarifatul menambahkan bahwa masyarakat kini memiliki alternatif baru menanam pohon kakao yang nilai ekonominya setara dengan kelapa sawit. Peluang usaha cokelat dinilai masih sangat terbuka, terutama dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Berau. “Masyarakat itu punya alternatif menanam coklat selain menanam kelapa sawit, dan kalau dihitung-hitung potensinya dengan sawit itu imbang, jadi tidak melulu harus menanam sawit, tapi potensi-potensi itu yang harus dikembangkan,” tutupnya.
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: M. Reza Danuarta