Tahun Ajaran Baru Sekolah Rakyat Dimulai di Tiga Lokasi Aceh

ACEH – Program Sekolah Rakyat sebagai inisiatif afirmatif pemerintah untuk mengangkat derajat anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem mulai menunjukkan langkah nyata di Aceh. Sebanyak 275 siswa dari berbagai penjuru provinsi akan memulai tahun ajaran baru pada Senin, 14 Juli 2025. Mereka tersebar di tiga lokasi, yaitu SMA Unggul Ali Hasyimi di Aceh Besar, Centra Darussa’adah, dan Aceh Selatan.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, mengonfirmasi bahwa semua persiapan teknis maupun infrastruktur telah rampung. “Di Aceh ada 3 lokasi yang akan dimulai pada Senin, yang pertama di Centra Darussa’adah, SMA Unggul Ali Hasyimi, dan di Aceh Selatan. Totalnya itu 275 siswa,” kata Marthunis kepada wartawan, Sabtu (12/07/2025).

Para siswa yang terpilih akan belajar dalam sistem boarding school, yang dirancang tidak hanya menyediakan pendidikan formal, tetapi juga membentuk karakter, kepemimpinan, dan keterampilan hidup. Dalam tahap awal ini, 11 rombongan belajar (rombel) telah disiapkan, masing-masing berisi 25 siswa. Proses belajar akan berlangsung di gedung-gedung yang baru saja direhabilitasi Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dua bulan lalu. “Persiapan sudah siap semua, kedua lokasi tersebut kini siap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar tingkat SMA,” tambah Marthunis.

Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan gratis untuk siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Prioritas utama diberikan kepada anak-anak yang berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan terendah, khususnya mereka yang masuk dalam desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang telah terintegrasi dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Selain keluarga miskin, program ini juga menyasar anak-anak jalanan dan anak dari kelompok rentan lainnya. Pemerintah ingin memastikan bahwa tidak ada anak Indonesia yang tertinggal dalam hal pendidikan hanya karena faktor ekonomi. “Sekolah Rakyat menjadi jawaban atas ketimpangan pendidikan yang selama ini masih dirasakan di berbagai daerah,” demikian dikutip dari sumber resmi Kemendikbud.

Lebih dari sekadar ruang kelas, sekolah ini dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti laboratorium, lapangan olahraga, gedung serbaguna, dan asrama yang nyaman. Semua kebutuhan dasar siswa – mulai dari makan, perlengkapan sekolah, hingga biaya akomodasi – sepenuhnya ditanggung negara. Konsep ini mencerminkan upaya negara dalam menyediakan lingkungan belajar yang holistik dan inklusif.

Nilai-nilai keagamaan, kedisiplinan, serta kecakapan hidup juga menjadi bagian integral dari kurikulum yang dirancang khusus. Para siswa tidak hanya diajarkan untuk cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan mandiri dalam kehidupan sosial.

Sebagaimana diketahui, Sekolah Rakyat merupakan bagian dari kebijakan prioritas nasional dalam memutus mata rantai kemiskinan struktural melalui jalur pendidikan. Pemerintah berharap lulusan dari program ini mampu menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing dan menciptakan mobilitas sosial yang lebih adil. “Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pendidikan gratis, tetapi juga memberikan harapan dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak yang sebelumnya hidup dalam keterbatasan,” ujar salah satu pengamat pendidikan dari Universitas Syiah Kuala.

Langkah Aceh dalam mendukung pelaksanaan program ini menjadi cerminan bagaimana daerah bisa berkontribusi nyata dalam agenda nasional. Dengan sinergi antarlembaga dan komitmen kuat dari pemerintah daerah, pendidikan inklusif bukan lagi sekadar wacana, tetapi benar-benar hadir di tengah masyarakat. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com