TARAKAN – Kawasan RT 26 Kelurahan Sebengkok dikenal sebagai wilayah dengan kondisi tanah labil. Struktur tanah yang didominasi pasir menyebabkan terbentuknya rongga di bawah lantai sejumlah rumah warga, sehingga berisiko membahayakan keselamatan penghuninya, terutama saat hujan deras mengguyur kota.
Masdar, salah satu warga yang telah menetap di kawasan tersebut sejak 1985, mengaku rumah yang ia tinggali kini berada di atas tanah berongga. Kondisi ini, menurutnya, semakin mengkhawatirkan karena di lingkungan sekitar belum tersedia saluran drainase yang memadai.
“Dulu saat membangun rumah ini di sekitar sini masih hutan semua, saya paling lama di sini tahun 1985 mulai membangun, hanya ada dua rumah saja awalnya. Tetapi seiring waktu, rumah yang awalnya berbentuk kolong dan terbuat dari kayu, mulai kita ganti dengan beton. Tetapi di bawah lantai saat ini berongga karena di sekitar sini belum ada drainase,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Ia menuturkan, pada masa Pemilu 2024 pernah ada pembangunan drainase oleh seorang kader partai yang kini menjadi anggota legislatif. Namun, saluran itu hanya memiliki panjang sekitar 10 meter. Di sisi atas rumah Masdar, masih ada beberapa rumah yang belum memiliki saluran air sama sekali.
Selain berongga, rumah Masdar juga mengalami kemiringan akibat sisi kirinya perlahan amblas. Keterbatasan penghasilan dari profesinya sebagai penjual ikan di Pasar Tenguyun membuatnya belum mampu melakukan perbaikan besar.
“Di atas sana ada enam rumah lagi, tetapi tidak ada drainasenya, sehingga kalau hujan air mencari celah untuk turun ke bawah. Salah satunya di bawah rumah kita ini yang sudah berongga, bahkan terkadang ada biawak yang masuk ke rumah dari rongga di bawah lantai. Kalau mau diperbaiki butuh modal banyak, kalau sekarang modal dengkul saja karena hasil menjual ikan tidak menentu,” tuturnya.
Pihak kelurahan, kata Masdar, telah melakukan pendataan dan dokumentasi kondisi rumahnya untuk rencana pemberian bantuan material kayu. Namun, hingga kini bantuan tersebut belum diterima.
“Ada pendataan dari kelurahan kemarin, sudah difoto-foto juga, tapi belum dapat sampai sekarang. Katanya nanti material kayu, kalau sudah ada untuk memperbaiki lantai dapur karena sudah menggantung karena di bawah jalur air,” tambahnya.
Ia berharap pemerintah tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga membangun saluran drainase permanen di kawasan itu agar aliran air tidak lagi menggerus tanah di bawah rumah warga. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan