BALIKPAPAN – Peristiwa tanah longsor kembali terjadi di Kota Balikpapan, tepatnya di RT 33, Jalan Prapatan, pada Jumat (18/4/2025). Insiden ini menyebabkan bagian tembok belakang salah satu rumah warga ambruk dan menimpa bangunan rumah lain yang berada di bawahnya.
Menurut keterangan warga sekitar, longsor terjadi diduga akibat kondisi tanah yang labil setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir. Tanah yang tidak stabil tersebut mengakibatkan pondasi rumah di bagian atas tebing runtuh dan longsor ke bagian belakang.
Mendapatkan informasi dari masyarakat setempat, Batalyon A Pelopor Satuan Brimob Polda Kalimantan Timur segera menurunkan personel dari Tim Respons Bencana yang memiliki kemampuan Search and Rescue (SAR) ke lokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi dan penanganan awal.
“Kami terjunkan tim Respons Bencana untuk membantu evakuasi tanah longsor di RT 33 Jalan Prapatan Balikpapan,” ujar Danyon A Pelopor, Kompol Iwan Pamuji, S.H., M.H.
Kehadiran personel Brimob disambut baik oleh warga sekitar yang tengah bergotong royong membersihkan material longsoran. Tim Brimob juga bersinergi dengan relawan serta aparat kelurahan setempat dalam memastikan tidak ada korban jiwa dan meminimalkan risiko lanjutan dari bencana tersebut.
Dansat Brimob Polda Kaltim, Kombes Pol. Andy Rifai, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya menurunkan personel ke lokasi, tetapi juga memberikan imbauan kepada warga agar tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan, mengingat kondisi cuaca yang belum stabil.
“Terjadinya tanah longsor diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi serta labilnya tanah tersebut, dan melalui tim Respons Bencana Brimob Polda Kaltim kami mengimbau agar berhati-hati serta waspada terhadap bencana mengingat curah hujan yang tinggi,” pungkas Kombes Andy Rifai.
Hingga saat ini, petugas masih berada di lokasi untuk melakukan pemantauan dan memastikan tidak ada retakan tambahan yang dapat memicu longsor lanjutan. Warga yang terdampak sementara waktu dievakuasi ke tempat yang lebih aman sambil menunggu perkembangan situasi.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di kawasan perbukitan atau lereng, untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, terutama saat musim hujan tiba. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera melakukan langkah antisipasi dan mitigasi bencana guna mengurangi risiko bencana serupa di kemudian hari.[]
Redaksi10