TARAKAN – Warga pesisir Kota Tarakan diminta meningkatkan kewaspadaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob yang diperkirakan melanda wilayah pesisir Tarakan pada 4–9 Desember 2025. Fenomena alam ini dipicu kombinasi antara fase Bulan Purnama dan perigee, atau jarak terdekat bulan dengan bumi, yang biasanya memicu gelombang laut ekstrem.
Forecaster On Duty BMKG, M. Hatta Rachim, menjelaskan potensi risiko tersebut sudah terlihat dari pantauan pasang surut air laut serta water level monitoring di wilayah perairan Kalimantan Utara. “Adanya fenomena fase perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi dan Bulan Purnama pada tanggal 4 Desember 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” ujar Hatta, Senin (01/12/2025).
Tak hanya faktor astronomis, kondisi cuaca juga diperkirakan memperburuk situasi. Hujan intensitas ringan hingga sedang diprediksi mengguyur Kota Tarakan pada malam hingga dini hari, terutama periode 4–7 Desember.
“Potensi terjadinya banjir rob di wilayah perairan Tarakan pada tanggal 4-9 Desember 2025, untuk tanggal 4-7 Desember wilayah Kota Tarakan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi pada malam hari hingga dini hari,” bebernya.
Fenomena banjir rob bukan hal baru bagi warga pesisir Tarakan. Khadijah, warga Selumit Pantai, mengaku air laut kerap meluap dan merendam rumah-rumah.
“Tinggi air biasa semata kaki orang dewasa, anak-anak paling senang main di air. Cuman kalau air sudah surut, sampah berserakan di mana-mana,” ungkap Khadijah.
Dampaknya tidak hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga mengganggu transportasi utama. Genangan air di jalan raya kerap menyebabkan kemacetan serta merusak perabot rumah warga.
BMKG meminta masyarakat tetap mengikuti informasi resmi untuk menghindari kerugian lebih besar. “Kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan terus memantau informasi cuaca maritim terkini dari BMKG, guna mengantisipasi dampak kerugian yang lebih besar,” pungkas Hatta.
Saat ini, berbagai komunitas pesisir mulai menyiapkan langkah antisipasi. Warga mengamankan barang-barang elektronik dan menambah papan penahan air di pintu rumah. Sementara pengguna jalan yang biasa melintas di kawasan pantai diminta menyiapkan rute alternatif.
Tarakan bersiap menghadapi ancaman air pasang. Tinggal beberapa hari menuju 4 Desember, banyak pihak berharap curah hujan tidak memperparah situasi. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan