WASHINGTON DC – Lima personel militer menjadi korban penembakan pada Rabu (06/08/2025) dalam sebuah insiden yang terjadi di Pangkalan Militer Fort Stewart, negara bagian Georgia, Amerika Serikat. Insiden ini langsung memicu penanganan cepat dari pihak militer setempat.
Melalui pernyataan resmi yang diunggah di akun Facebook Lapangan Udara Angkatan Darat Hunter Fort Stewart (FSHAA), seluruh tentara yang terluka segera mendapatkan perawatan medis awal di lokasi kejadian sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Komunitas Angkatan Darat Winn untuk penanganan lebih lanjut. “Semua tentara dirawat di lokasi dan dipindahkan ke Rumah Sakit Komunitas Angkatan Darat Winn untuk perawatan lebih lanjut. Tidak ada ancaman aktif terhadap masyarakat,” tulis pernyataan tersebut.
Komandan Senior Angkatan Darat, Brigadir Jenderal John Lubas, dalam konferensi pers menegaskan bahwa kelima tentara yang menjadi korban kini berada dalam kondisi stabil. “Terduga penembak telah ditahan,” kata Lubas, menyampaikan perkembangan penyelidikan yang tengah berlangsung.
Pelaku diketahui bernama Quornelius Radford, berusia 28 tahun. Ia merupakan seorang sersan logistik otomatis yang tergabung dalam Tim Tempur Brigade Kedua. Menurut Lubas, “Sersan Radford belum pernah dikerahkan untuk bertempur. Sersan Radford telah diwawancarai oleh Divisi Investigasi Kriminal Angkatan Darat dan saat ini sedang menjalani masa tahanan praperadilan sambil menunggu keputusan dakwaan dari Kantor Penasihat Persidangan Khusus.”
Lubas juga menekankan bahwa pembatasan wilayah yang sempat diberlakukan di area pangkalan telah dicabut. Ia memastikan tidak ada risiko lanjutan yang membahayakan masyarakat di sekitar pangkalan.
Dalam keterangannya, Lubas mengungkapkan bahwa peristiwa penembakan terjadi di area kerja dan melibatkan rekan-rekan satu unit tersangka. Mengenai senjata yang digunakan, Lubas menegaskan, “Yang kami ketahui adalah penembakan terjadi di tempat kerja tentara tersebut. Penembakan tersebut memang melibatkan rekan kerjanya. Kami masih belum yakin tentang motifnya,” ujarnya, seraya memastikan bahwa senjata yang dipakai merupakan pistol pribadi, bukan perlengkapan militer.
Pihak berwenang masih melanjutkan penyelidikan guna mengungkap motif dan latar belakang kejadian tersebut, sementara Fort Stewart tetap beroperasi dalam status normal pasca-insiden.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan