BONTANG — Dunia pendidikan di Kota Bontang kembali mendapat sorotan tajam. Dua remaja yang merupakan peserta didik dari salah satu sekolah negeri di kota tersebut terungkap mengonsumsi narkotika jenis sabu jenis yang selama ini jarang sekali ditemukan pada pelajar.
Kasus ini mencuat setelah pihak sekolah secara proaktif mengajukan tes urin kepada Badan Nasional Narkotika Kota (BNNK) Bontang pada Oktober 2025 lalu. Dari 10 siswa yang diperiksa, dua di antaranya dinyatakan positif sabu.
Penyuluh Narkoba Ahli Pertama BNNK Bontang, Cokorda, mengakui bahwa temuan ini mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan.
“Sejauh ini kasus biasanya seperti ngelem, ngoteng, itu ada aja tapi kalau sabu ini pertama kali. Ini membuktikan bahwa dunia pendidikan di Kota Bontang telah masuk kategori rawan,” ucapnya, Selasa (25/11/2025).
Keduanya kini menjalani rehabilitasi. Salah satu remaja bahkan harus menjalani perawatan inap karena mengalami ketergantungan cukup berat. “Satunya lagi rawat jalan, jadi pulang sekolah masih bisa lapor ke kami,” tambahnya.
BNNK memastikan bahwa penyalahgunaan yang dilakukan kedua remaja itu bukan berasal dari lingkungan sekolah. Faktor pergaulan menjadi pemicu utama. “Mereka ini terpengaruh oleh lingkungan pergaulan, bukan di sekolah. Jadi pengawasan orang tua sangat diperlukan,” jelasnya.
Untuk memperkuat langkah pencegahan, BNNK Bontang kini mengoptimalkan program Remaja Teman Sebaya Anti Narkotika, sebuah gerakan internal sekolah yang mengedukasi pelajar melalui pendekatan sebaya. “Satu orangnya biasanya ditugaskan memberikan edukasi kepada minimal 30 temannya, atau bisa juga dengan membuat poster dan spanduk terkait edukasi bahaya narkotika,” tandas Cokorda.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa ancaman narkoba kini semakin menjangkau kelompok usia yang lebih muda. BNNK meminta sekolah dan orang tua meningkatkan komunikasi, kewaspadaan, dan pendampingan agar remaja tidak terjerumus pada penyalahgunaan zat terlarang. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan