Tiga Tuntutan Demonstrasi Besar di AS

WASHINGTON – Demonstrasi besar-besaran terjadi di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, Senin (07/04/2025) menentang kebijakan Presiden Donald Trump dan penasihatnya, miliarder Elon Musk. Aksi ini dipicu oleh perombakan pemerintahan dan upaya untuk memperluas kewenangan presiden. Dilaporkan oleh Al Jazeera, lebih dari 1.200 aksi protes dengan tema “Hands Off” digelar pada Sabtu lalu, dengan harapan untuk mobilisasi terbesar yang pernah ada dalam satu hari menentang inisiatif pemerintah Trump. Aksi ini diadakan di National Mall di Washington D.C., serta lokasi-lokasi lainnya di seluruh 50 negara bagian AS. Penyelenggara protes memperkirakan sekitar 250.000 orang turut berpartisipasi dalam unjuk rasa ini.

Aksi ini tercatat sebagai demonstrasi terbesar sepanjang pemerintahan Donald Trump, dengan tuntutan yang cukup beragam. Berikut adalah beberapa tuntutan utama yang diajukan oleh para demonstran di AS:

  1. Menentang Pemikiran Fasisme
    Penyelenggara aksi mengungkapkan bahwa Trump dan Elon Musk, yang juga merupakan penasihat pemerintah di bidang teknologi, telah menciptakan krisis yang tidak perlu. Mereka menilai bahwa kedua tokoh tersebut memiliki pandangan bahwa negara ini “milik mereka,” dengan tujuan menguasai berbagai sektor penting seperti layanan kesehatan, data, pekerjaan, dan layanan publik lainnya. “Ini adalah krisis yang harus diatasi,” ujar penyelenggara aksi tersebut.
  2. Menuntut Pemenuhan Janji Kampanye Trump
    Salah satu peserta protes, Ramesh Boodram, yang juga merupakan pendukung Trump, mengungkapkan rasa penyesalannya karena janji-janji kampanye Trump, seperti penurunan harga bahan bakar dan barang kebutuhan pokok, tidak terealisasi. Boodram, yang berasal dari Copiague, New York, juga menyesalkan kekacauan yang terjadi di Administrasi Jaminan Sosial, yang kini tengah dilanda reorganisasi besar-besaran serta pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan.
  3. Memprotes Tindakan Sewenang-wenang Pemerintah Trump
    Para pengunjuk rasa juga menyuarakan kemarahan atas kebijakan penegakan hukum yang diterapkan pemerintahan Trump, termasuk kebijakan deportasi di perbatasan dan pemecatan massal di bawah Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Mereka mengkritik pemecatan ribuan pegawai federal, penutupan kantor administrasi jaminan sosial, serta pengurangan dana untuk program kesehatan dan perlindungan bagi kaum transgender. Protes ini juga menyoroti kebijakan yang dianggap tidak adil terhadap imigran dan tindakan represif lainnya.

Demonstrasi ini menjadi gambaran ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah AS yang saat ini dipimpin oleh Donald Trump dan penasihat-penasihatnya. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X