JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia dari Januari hingga Mei 2025 mencapai US$ 111,98 miliar. Sebagian besar nilai ekspor tersebut masih didominasi oleh sektor nonmigas, yang mencapai US$ 106,06 miliar atau meningkat 8,22 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, ekspor dari sektor migas tercatat sebesar US$ 5,92 miliar, menunjukkan penurunan sebesar 6,98 persen.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa Tiongkok masih menempati posisi teratas sebagai negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia selama lima bulan pertama tahun ini. Total nilai ekspor ke negara tersebut tercatat sebesar US$ 24,25 miliar atau sekitar 22,87 persen dari total pangsa ekspor nonmigas nasional.
“Nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok US$ 24,25 miliar yang utamanya terdiri atas komoditas besi dan baja US$ 7,65 miliar, bahan bakar mineral US$ 3,69 miliar, serta nikel dan barang daripadanya US$ 2,73 miliar,” ujar Pudji dalam dalam konferensi pers BPS, Selasa (1/7/2025).
Amerika Serikat menduduki peringkat kedua dalam daftar negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai sebesar US$ 12,11 miliar atau berkontribusi sebesar 11,42 persen. Menurut Pudji, ekspor ke negara tersebut terutama berasal dari komoditas mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki, serta pakaian rajutan.
“Terdiri atas komoditas mesin dan perlengkapan elektrik US$ 2,22 miliar, alas kaki US$ 1,08 miliar dan pakaian dan aksesorisnya rajutan US$ 1,02 miliar,” ujarnya.
India menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar ketiga, dengan nilai mencapai US$ 7,28 miliar atau sekitar 6,87 persen dari total ekspor nonmigas. Ekspor ke India didominasi oleh bahan bakar mineral sebesar US$ 2,57 miliar, disusul oleh lemak dan minyak hewani maupun nabati sebesar US$ 1,08 miliar, serta besi dan baja senilai US$ 0,58 miliar.
Secara keseluruhan, data BPS menunjukkan bahwa performa ekspor nonmigas Indonesia masih mencatat pertumbuhan positif, meskipun ekspor sektor migas mengalami penurunan. Peningkatan ekspor ini turut menunjukkan kuatnya permintaan global terhadap sejumlah komoditas unggulan Indonesia di tengah dinamika ekonomi internasional. []
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan