TNI Latih Pemimpin Dapur MBG agar Bebas Korupsi

JAKARTA – Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, menyampaikan bahwa pelatihan terhadap para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bertujuan untuk membentuk pemimpin dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memiliki integritas tinggi dan bebas dari praktik korupsi. Penegasan itu disampaikan Tigor melalui kanal YouTube resmi BGN, sebagaimana dikutip pada Senin (23/06/2025).

“Kalau saya lihat ya, berbagai kasus penyimpangan itu pasti terjadi karena sistem yang lemah, dan yang kedua, karena orangnya lemah—baik secara integritas maupun nilai,” ujar Tigor dalam pernyataannya.

Tigor menjelaskan bahwa SPPI dipersiapkan menjadi pemimpin Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yaitu satuan pelaksana dapur umum MBG yang tersebar di berbagai daerah. Para SPPI merupakan lulusan unggulan dari berbagai perguruan tinggi, direkrut melalui Universitas Pertahanan (UNHAN), dan menjalani pelatihan bersama TNI di Akademi Militer.

“Mereka dilatih untuk punya integritas, tahan banting, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Kita tidak ingin ada celah penyalahgunaan anggaran,” kata Tigor menambahkan.

Menurut Tigor, hingga kini terdapat sekitar 2.000 SPPI yang telah menjadi bagian dari sistem BGN. Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring perluasan program MBG. Namun, ia tak menampik bahwa risiko penyelewengan tetap terbuka, terutama mengingat skala anggaran yang dikelola oleh tiap dapur umum. Seorang SPPI muda dapat saja tergoda jika harus menangani dana hingga mencapai Rp10 miliar.

“Makanya ada deputi khusus untuk pemantauan dan pengawasan. Jadi program ini tidak berjalan sendiri. Akan ada sidak, audit, dan verifikasi lapangan,” tegasnya.

BGN pun menyiapkan sistem pengawasan menyeluruh, baik dari pusat maupun melalui inspeksi mendadak di lapangan. Tigor mencontohkan bahwa tim pengawas akan memverifikasi apakah distribusi makanan benar-benar sesuai, mulai dari jumlah porsi, kualitas bahan, hingga prosedur penyajian.

“Kami bisa datang tiba-tiba ke sekolah, ke dapur. Bisa hari ini di Jambi, besok ke Kalimantan, atau ke Halmahera. Semua SPPG harus siap dan benar-benar menjalankan tugasnya,” ujar Tigor.

Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai integritas kepada seluruh pelaksana program. “Kita ingin tanamkan budaya integritas seperti di perusahaan multinasional. Pengalaman saya, mempermainkan uang dari perusahaan itu langsung dipecat. Di negara ini harusnya begitu,” tegas dia. []

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com