SAMARINDA – Sebuah insiden kembali mengancam keutuhan Jembatan Mahakam I, salah satu infrastruktur vital di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sebuah tongkang bermuatan batu bara dengan nama BG Azamara 3035 menabrak pilar jembatan pada Sabtu malam, 26 April 2025, sekitar pukul 23.49 WITA. Peristiwa tersebut menimbulkan kerusakan pada pilar besi berbentuk pipa yang tampak pilas dan bengkok akibat benturan keras.
Kecelakaan itu terjadi ketika tongkang ditarik oleh tugboat Liberty 7. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, tali penarik atau towing terputus di tengah derasnya arus Sungai Mahakam, menyebabkan tongkang lepas kendali dan menghantam pilar nomor dua dari arah Samarinda Seberang.
Benturan tersebut tidak hanya merusak struktur fisik jembatan, tetapi juga menimbulkan kepanikan warga sekitar. Asap hitam tampak membubung, disertai suara raungan mesin yang menggema di sepanjang sungai. Jembatan Mahakam I yang telah berusia lebih dari empat dekade kembali menjadi sorotan akibat rapuhnya sistem pengawasan lalu lintas sungai di wilayah tersebut.
Bripka Mustajib dari Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polresta Samarinda menjelaskan bahwa insiden terjadi di luar kendali awak kapal karena faktor alam.
“Insiden terjadi saat arus sungai yang deras membuat tugboat kesulitan mengendalikan tongkang. Upaya keras menarik kapal gagal setelah tali towing putus, menyebabkan tongkang lepas kendali dan menghantam pilar utama jembatan,” ungkapnya, Minggu (27/4/2025).
Ia menambahkan, tim kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada malam hari itu juga, dan saat ini seluruh awak kapal telah diamankan guna dimintai keterangan lebih lanjut.
“Kami langsung olah TKP tengah malam. Saat ini, kapten dan seluruh ABK sudah kami amankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” tegas Mustajib.
Pihak Satpolairud Polresta Samarinda kini masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak yang terlibat dalam operasi tongkang tersebut. Pemeriksaan mencakup nakhoda, kepala kamar mesin (KKM), mualim, serta petugas pandu dari PT Pelindo.
“Saat ini masih dalam proses pemeriksaan oleh Sat Polairud Polresta Samarinda,” ujar PS Kasi Humas Polresta Samarinda, Ipda Ramli P. Sianturi, Senin (28/4/2025).
Ramli juga menyampaikan bahwa pihaknya melakukan koordinasi intensif dengan berbagai instansi, termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Pelindo, Indonesia National Shipowners’ Association (INSA), Polsek Kawasan Pelabuhan, dan satuan internal Polresta.
“Hasil pemeriksaan masih kami tunggu dan terus kami koordinasikan dengan instansi terkait,” tambahnya.
Informasi awal yang diterima menyebutkan bahwa sebelum insiden terjadi, tongkang BG Azamara 3035 baru saja menyelesaikan proses tambat di kawasan seberang Big Mall Samarinda, berjarak ratusan meter dari lokasi tabrakan.
Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan kapal di Sungai Mahakam yang menghantam Jembatan Mahakam I. Pada Februari lalu, jembatan yang sama juga mengalami kerusakan setelah sebuah tongkang bermuatan kayu menghantam bagian pelindung fender jembatan.
Dua insiden besar dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan memicu kekhawatiran publik dan para pemangku kepentingan mengenai sistem pengawasan dan keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam. Banyak pihak mendesak agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalur lalu lintas sungai, termasuk peningkatan sistem navigasi dan pengawasan terhadap aktivitas tongkang bermuatan besar yang melintasi bawah jembatan.
Mengingat pentingnya Jembatan Mahakam I sebagai penghubung utama aktivitas masyarakat di Samarinda dan sekitarnya, penguatan mitigasi risiko terhadap infrastruktur jembatan menjadi tuntutan mendesak. Tanpa penanganan yang serius, bukan tidak mungkin jembatan ini menjadi titik lemah dalam sistem transportasi Kalimantan Timur yang padat lalu lintas batu bara dan logistik lainnya. []
Redaksi11