KUTAI KARTANEGARA – Reputasi armada tongkang milik PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra kembali menjadi sorotan setelah salah satu pontonnya diduga menyebabkan kerusakan pada fasilitas milik warga di Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara. Peristiwa ini terjadi pada Selasa dini hari (20/05/2025) sekitar pukul 00.30 WITA di wilayah perairan Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai.
Kapal tunda TB MTS 81 yang menarik ponton pengangkut batu bara BG Indo Sukses 81 diduga kehilangan kendali ketika melintasi arus deras Sungai Mahakam. Akibatnya, ponton tersebut terdorong ke sisi kiri sungai dan menghantam sejumlah keramba ikan, perahu, serta jamban terapung milik warga. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan. Sedikitnya empat warga melaporkan kerugian materiil yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp50 juta.
Menanggapi kejadian ini, pihak Kepolisian Sektor Muara Muntai segera melakukan tinjauan lapangan serta verifikasi awal atas laporan warga. Kapolsek Muara Muntai, IPTU Wahid, menyatakan pihaknya telah mengidentifikasi pihak yang terlibat dan akan memastikan proses mediasi antara warga dengan perusahaan berjalan secara profesional. “Kami telah mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dan akan mengawal proses mediasi serta pengecekan kerugian di lapangan,” ujarnya.
Kapten kapal dalam keterangannya menjelaskan bahwa insiden terjadi saat pelayaran dari arah hulu menuju Samarinda. Ketika melewati wilayah perairan Muara Muntai, arus sungai yang kuat membuat ponton terdorong ke sisi sungai dan tidak dapat dikendalikan, sehingga menghantam keramba milik warga.
Insiden ini semakin memperburuk catatan keselamatan PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra. Perusahaan tersebut tercatat pernah dua kali terlibat kecelakaan serupa di kawasan Jembatan Mahakam. Pada 16 Februari 2025, tongkang Indosukses 28 yang membawa muatan kayu sengon menghantam pilar jembatan tersebut. Sebelumnya, pada 28 April 2019, insiden serupa juga terjadi saat tongkang Indosukses 25 dengan muatan kayu menabrak pilar yang sama.
Upaya konfirmasi telah dilakukan oleh media kepada pihak perusahaan sejak Rabu (21/05/2025), namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra. Masyarakat berharap insiden semacam ini tidak terus berulang, dan perusahaan dapat bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan mata pencaharian warga sekitar. []
Redaksi11