Top 3 Dunia: Hukuman Mati, Mundur, dan Diplomasi Trump

JAKARTA — Deretan peristiwa besar dari mancanegara kembali menjadi sorotan publik pada Senin (19/5/2025). Tiga berita utama dunia yang paling banyak diperbincangkan mencakup vonis hukuman mati terhadap mantan pimpinan Tsinghua Unigroup di Cina, pengunduran diri mantan Presiden Korea Selatan dari partainya, serta rencana Donald Trump menghubungi dua tokoh besar dalam konflik Rusia-Ukraina.

Berikut ulasan lengkapnya:

1. PEMBISNIS CINA MANTAN BOS TSINGHUA UNIGROUP DIJATUHI HUKUMAN MATI

Pemerintah Cina kembali menunjukkan sikap tegas terhadap kasus korupsi berskala besar. Kali ini, vonis dijatuhkan kepada Zhao Weiguo, mantan bos raksasa teknologi Tsinghua Unigroup. Zhao terbukti bersalah melakukan korupsi dalam perusahaan yang sempat ia pimpin. “Zhao Weiguo mendapat sorotan setelah pemerintah Cina menjatuhkan vonis hukuman mati kepadanya. Mantan bos Tsinghua Unigroup tersebut terbukti bersalah dalam kasus korupsi dalam perusahaan yang dipimpinnya,” tulis laporan yang dikutip dari Channel News Asia.

Kasus ini bermula ketika otoritas Cina mulai melakukan penyelidikan terhadap Zhao pada tahun 2022. Selang satu tahun kemudian, tepatnya pada 2023, Zhao didakwa atas dugaan tindak pidana korupsi. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman pada Rabu, 14 Mei 2025, dengan menyatakan Zhao bersalah atas “penggelapan dalam skala besar dan pencarian keuntungan secara ilegal.” Kasus ini kembali menegaskan pendekatan keras pemerintah Cina dalam kampanye anti-korupsi yang digalakkan Presiden Xi Jinping.

2. MANTAN PRESIDEN KOREA SELATAN YOON SUK YEOL MUNDUR DARI PARTAI KEKUATAN RAKYAT

Perkembangan politik mengejutkan datang dari Korea Selatan. Bekas Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP). Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi politik nasional, meskipun tidak sedikit yang menilai keputusan tersebut bermuatan strategi menjelang pemilu mendatang.

3. DONALD TRUMP AKAN HUNGUNGI PUTIN DAN ZALENSKY BAHAS PERANG RUSIA-UKRAINA

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi pusat perhatian. Dalam pernyataan terbarunya, Trump menyatakan bahwa dirinya akan menghubungi langsung Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Langkah ini disebut Trump sebagai bentuk inisiatif pribadi untuk mendorong penyelesaian damai dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. Rencana tersebut memicu reaksi beragam, baik dari kalangan diplomat maupun analis geopolitik. Sebagian menilai, ini bagian dari strategi kampanye Trump menjelang Pilpres AS 2024, sementara yang lain menilainya sebagai manuver yang bisa membuka jalur diplomasi baru di luar jalur resmi pemerintah AS. []

Redaksi02

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com