SYDNEY — Dunia penerbangan Australia kembali tercoreng setelah sebuah pesawat ringan jatuh dan terbakar di Bandara Shellharbour, Negara Bagian New South Wales, pada Sabtu (11/10/2025). Tragedi ini menewaskan tiga orang dan kembali menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan operasional penerbangan kecil di negeri yang dikenal memiliki standar keselamatan udara tinggi.
Menurut laporan Reuters, pesawat itu jatuh hanya beberapa detik setelah lepas landas sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Kejadian itu berlangsung begitu cepat, membuat upaya penyelamatan nyaris mustahil dilakukan. “Saat menabrak tanah, pesawat terbakar dan telah dipadamkan oleh Pemadam Kebakaran New South Wales,” ujar kepolisian dalam pernyataan resminya.
Ledakan api yang terjadi sesaat setelah pesawat menghantam tanah memperlihatkan bahwa sistem keamanan penerbangan domestik, terutama pada pesawat ringan, masih menyimpan celah besar. Banyak kalangan menilai, otoritas penerbangan Australia terlalu fokus pada penerbangan komersial besar, sementara pengawasan terhadap pesawat kecil kerap diabaikan.
Polisi memastikan tiga orang di dalam pesawat tewas di tempat. “Tiga orang tewas,” tegas pihak kepolisian dalam keterangan yang dirilis tak lama setelah kejadian. Gambar udara dari lokasi menunjukkan puing-puing pesawat yang hancur berserakan di ujung landasan pacu, menyisakan bara api yang baru padam beberapa jam kemudian.
Meski Biro Keamanan Transportasi Australia (ATSB) segera turun tangan untuk menyelidiki penyebab insiden, publik mulai mempertanyakan sejauh mana lembaga itu akan benar-benar transparan. Kasus-kasus serupa sebelumnya sering berakhir tanpa tindak lanjut jelas, sementara keluarga korban hanya diberi janji penyelidikan yang tak pernah tuntas.
Ironisnya, Shellharbour dikenal sebagai bandara pelatihan dan penerbangan rekreasi yang cukup aktif. Namun, fasilitas keamanan dan infrastruktur di sana dilaporkan belum memadai untuk menangani kondisi darurat ekstrem. Tragedi ini memperlihatkan bahwa bahkan di negara maju seperti Australia, keselamatan udara tidak selalu berarti tanpa risiko.
Pemerintah dan otoritas penerbangan kini dituntut tidak sekadar mengeluarkan pernyataan belasungkawa, tetapi melakukan evaluasi menyeluruh terhadap regulasi dan pengawasan pesawat ringan. Sebab, setiap kali tragedi serupa terjadi, korban hanyalah angka sementara sistem tetap berjalan tanpa perbaikan berarti. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan