WASHINGTON DC – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengambil langkah strategis dengan melarang kepemilikan lahan pertanian oleh warga negara Tiongkok dan negara asing lain yang dinilai sebagai kompetitor. Kebijakan yang diumumkan Selasa (8/7/2025) ini menegaskan kembali orientasi pemerintahan Trump terhadap isu keamanan nasional dan dominasi ekonomi global.
Langkah tersebut menjadi bagian dari Rencana Aksi Keamanan Pertanian Nasional yang diumumkan oleh Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins. Ia menyebut kebijakan ini sebagai respons terhadap “ancaman besar” yang dapat memanfaatkan sektor pertanian AS sebagai alat infiltrasi.
“Kita melihatnya berulang kali, mulai dari akuisisi lahan pertanian Amerika oleh Komunis Tiongkok hingga eksploitasi kriminal terhadap sistem pertanian kita,” ujar Rollins saat menyampaikan kebijakan tersebut.
Berdasarkan data Departemen Pertanian AS, hingga saat ini Tiongkok menguasai sekitar 277.336 hektare lahan pertanian di AS, naik signifikan dari 112.234 hektare pada akhir 2023. Rollins menyatakan, pemerintah tidak hanya akan membatasi pembelian baru, tetapi juga berencana menarik kembali lahan yang telah dikuasai oleh Tiongkok dan “musuh asing” lainnya.
“Pertanian Amerika bukan hanya tentang memberi makan keluarga kita, tetapi tentang melindungi bangsa kita dan melawan musuh asing yang membeli lahan pertanian kita,” tegas Rollins.
Langkah ini juga mendapat dukungan dari Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, yang menekankan pentingnya pengawasan terhadap kepemilikan lahan di sekitar instalasi militer. “Sebagai seseorang yang ditugaskan untuk memimpin Departemen Pertahanan, saya ingin tahu siapa pemilik lahan di sekitar pangkalan kami. Itu akal sehat,” katanya.
“Musuh asing tidak dapat lagi berasumsi bahwa kami tidak mengawasi,” tambah Hegseth.
Salah satu perusahaan asal Tiongkok yang memiliki aset besar di sektor pertanian AS adalah WH Group, yang membeli Smithfield Foods pada tahun 2013—salah satu produsen daging babi terbesar di negara itu.
Di dalam negeri, kebijakan ini menuai tanggapan dari berbagai pihak. Akademisi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai kebijakan Trump mencerminkan strategi ganda: memperkuat posisi ekonomi domestik sekaligus menjaga kedaulatan pangan nasional.
“Ini menunjukkan Trump konsisten dengan visi America First dan Make America Great Again (MAGA)-nya. Dengan melarang kepemilikan lahan pertanian, Trump berusaha membatasi ekspansi ekonomi Tiongkok yang kita ketahui menyerbu dari segala lini,” ujar Surokim.
Dengan latar meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Tiongkok, kebijakan ini menandai perubahan arah strategis di sektor pertanian yang kini diposisikan sebagai elemen penting dalam pertahanan nasional dan kemandirian ekonomi.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan