Trump Siapkan Tarif Baru, Dunia Dagang Terancam Panas

WASHINGTON DC – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memanaskan ketegangan perdagangan global dengan rencana penerapan bea masuk baru yang tinggi terhadap mitra dagangnya. Tarif tersebut diperkirakan mulai diberlakukan secara resmi pada 1 Agustus mendatang dan akan berdampak signifikan terhadap ekspor sejumlah negara ke Amerika Serikat.

Trump menyampaikan bahwa kebijakan tersebut akan segera dikomunikasikan melalui surat resmi yang dikirimkan ke negara-negara mitra dagang utama dalam waktu dekat. “Pada tanggal sembilan, semuanya sudah terkirim,” ujarnya kepada wartawan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan AS, mengacu pada batas waktu negosiasi tarif yang ditetapkannya sendiri, yaitu 9 Juli.

Presiden Trump menjelaskan bahwa besaran tarif baru akan bervariasi antara satu negara dengan negara lain. “Nilai tarifnya berkisar 60% atau 70% hingga 10% dan 20%,” imbuhnya. Ia menekankan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari pendekatan baru pemerintahannya dalam menata ulang hubungan dagang internasional yang dinilainya selama ini merugikan kepentingan ekonomi domestik Amerika Serikat.

Kebijakan tarif ini akan memengaruhi negara-negara seperti Korea Selatan, Indonesia, Swiss, dan anggota Uni Eropa, yang saat ini tengah berada dalam tahap pembicaraan yang sensitif dengan pihak Washington. Tarif ini sebelumnya telah diumumkan oleh Gedung Putih pada 2 April sebagai langkah untuk menerapkan sistem “timbal balik” dalam perdagangan internasional.

Namun, penerapan tarif tersebut sempat ditangguhkan selama 90 hari guna memberikan ruang untuk proses perundingan. Selama masa tenggang tersebut, diberlakukan tarif sementara sebesar 10 persen terhadap berbagai produk impor. Jika rencana Trump berjalan sesuai jadwal, maka tarif yang diterapkan bisa melonjak rata-rata menjadi 20 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan tarif rata-rata sebelum masa kepemimpinan Trump yang hanya sekitar 3 persen.

Dengan pendekatan agresif ini, Amerika Serikat menegaskan komitmennya dalam mereformasi sistem perdagangan global. Namun, kebijakan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan timbulnya ketegangan dagang yang lebih luas dan dampak negatif terhadap stabilitas ekonomi internasional.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com