Tujuh Jenderal TNI Tinjau Perbatasan RI–Malaysia di Kapuas Hulu

KAPUAS HULU – Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menjadi pusat perhatian TNI saat tujuh perwira tinggi yang dipimpin Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Letnan Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo melakukan kunjungan kerja, Senin (7/7/2025). Kedatangan rombongan ini disambut Wakil Bupati Kapuas Hulu beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat di Bandara Pangsuma Putussibau.

Menurut Komandan Kodim 1206 Putussibau Letkol Inf Nasli, agenda utama kunjungan ini adalah pengawasan dan evaluasi (Wasevops) terhadap Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Indonesia-Malaysia. “Para jenderal ini akan meninjau Satgas dari mulai Badau Kabupaten Kapuas Hulu sampai ke Temajuk Kabupaten Sambas,” jelas Nasli kepada Insidepontianak.com.

Selain inspeksi keamanan, rombongan juga menggelar serangkaian kegiatan bakti sosial di Kecamatan Badau, meliputi peninjauan Komando Taktis (Kotis) Satgas Pamtas, pengobatan gratis, khitanan massal, serta pemberian bantuan tunai bagi masyarakat kurang mampu. “Beberapa agenda Pangkogabwilhan I di Kecamatan Badau nantinya yaitu meninjau Kotis Satgas Pamtas, Bansos pengobatan gratis, sunatan massal serta pemberian tali asih kepada masyarakat yang kurang mampu,” tambah Nasli.

Rombongan terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, menuju Putussibau sebelum melanjutkan perjalanan darat menggunakan sepeda motor trail ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau. Rencananya, hingga Selasa (8/7/2025), para jenderal akan menyusuri wilayah perbatasan melalui Pos Senaning (Sintang), PLBN Entikong (Sanggau), PLBN Jagoi Babang (Bengkayang), dan PLBN Aruk (Sambas), sebelum kembali ke Pontianak dan Jakarta.

Kunjungan ini menegaskan komitmen TNI dalam menjaga kedaulatan wilayah sekaligus memperkuat hubungan dengan masyarakat perbatasan. Di tengah tantangan keamanan dan keterbatasan infrastruktur di daerah terpencil, kehadiran para petinggi militer ini diharapkan dapat memantau langsung kondisi lapangan sekaligus memberikan dukungan konkret bagi warga yang tinggal di garis depan NKRI.

Pemerintah daerah menyambut positif agenda tersebut, mengingat wilayah perbatasan kerap menghadapi masalah seperti keterisolasian, keterbatasan layanan kesehatan, dan potensi gangguan keamanan lintas negara. Dengan pendekatan yang menggabungkan aspek pertahanan dan pemberdayaan masyarakat, TNI berupaya menunjukkan bahwa keamanan perbatasan tidak hanya tentang pengawasan militer, tetapi juga pembangunan manusia di daerah terdepan Indonesia.[]

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com