KASHMIR – Kawasan wisata Pahalgam di Kashmir, wilayah yang dikelola India, berubah menjadi lokasi tragedi setelah kelompok bersenjata menembaki sekelompok wisatawan pada Selasa (22/04/2025). Aksi brutal tersebut menyebabkan sedikitnya 28 orang tewas dan 13 lainnya mengalami luka-luka, sebagaimana dikonfirmasi oleh pihak kepolisian setempat.
Insiden penembakan terjadi di padang rumput beberapa kilometer dari pusat kota Pahalgam, destinasi wisata yang berjarak sekitar 90 kilometer dari Srinagar, ibu kota musim panas Jammu dan Kashmir. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang disebut sebagai salah satu aksi paling berdarah terhadap warga sipil dalam beberapa tahun terakhir.
“Penembakan itu terjadi di depan kami,” ujar seorang saksi mata kepada India Today. Ia mengira ledakan awal merupakan petasan, namun kepanikan segera menyebar ketika suara tembakan semakin jelas terdengar. “Kami segera berlari, menyelamatkan diri sejauh empat kilometer tanpa berhenti… Saya gemetar,” ujarnya lagi.
Menurut laporan surat kabar The Hindu, korban termasuk wisatawan dari Italia dan Israel. Para pelaku diduga menggunakan senapan otomatis serta senjata ringan dalam aksi yang meninggalkan trauma mendalam bagi para saksi dan korban selamat.
Seorang pemandu wisata bernama Waheed, kepada kantor berita AFP, mengisahkan bahwa dirinya menunggang kuda ke lokasi setelah mendengar tembakan. “Saya melihat beberapa pria tergeletak di tanah dan tampak seperti sudah tewas,” katanya.
Serangan ini menuai reaksi keras dari para pejabat tinggi India. Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, menyebut aksi tersebut sebagai “kekejian”. “Pelaku serangan ini adalah binatang, tidak manusiawi, dan patut dihina,” tegasnya.
Perdana Menteri Narendra Modi juga mengecam aksi tersebut melalui unggahan di platform X. “Mereka yang berada di balik tindakan keji ini akan diadili… mereka tidak akan luput! Agenda jahat mereka tidak akan pernah berhasil,” tulisnya.
Insiden terjadi saat Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, sedang berada di India untuk bertemu Modi dalam kunjungan resmi. Vance menyampaikan belasungkawa dan menyebut serangan itu sebagai tindakan mengerikan.
Menteri Dalam Negeri Amit Shah dilaporkan langsung menuju Srinagar pasca-kejadian.
Sebagai informasi, Kashmir telah menjadi wilayah penuh ketegangan sejak 1947 dan dijuluki sebagai salah satu daerah paling termiliterisasi di dunia. Sejak pemerintah India mencabut status otonomi khusus wilayah ini pada Agustus 2019, tindakan represif terhadap perbedaan pendapat kian meningkat. Amnesty International pada 2022 bahkan menyebut telah terjadi “pembungkaman sistematis” terhadap informasi dan kebebasan sipil di wilayah tersebut.
Meskipun demikian, Kashmir mencatat lonjakan wisatawan pada 2024, dengan total kunjungan mencapai 3,5 juta orang, menurut data resmi pemerintah India. []
Redaksi03