LVIV – Perang Rusia dan Ukraina yang telah melewati tiga setengah tahun kini terasa seperti babak tanpa akhir. Ketika diplomasi macet dan dunia mulai lelah, ledakan rudal kembali mengguncang wilayah barat Ukraina. Kota Lviv, yang sebelumnya relatif aman, kini menjadi sasaran serangan baru Rusia.
Wali Kota Lviv, Andriy Sadovyi, pada Minggu (05/10/2025) mengatakan rudal-rudal Rusia mendekati kota setelah sistem pertahanan udara dikerahkan secara intensif untuk menangkis serangan pesawat tak berawak. Saksi mata Reuters menggambarkan suara dentuman keras terdengar dari segala arah, menunjukkan sistem pertahanan udara Ukraina bekerja penuh tenaga.
Kepala wilayah tenggara Ukraina, Ivan Fedorov, melalui akun Telegram-nya pada Minggu (05/10/2025) membagikan foto dari lokasi serangan yang memperlihatkan gedung bertingkat hancur sebagian dan sebuah mobil terbakar. Pemerintah Ukraina pun menetapkan peringatan udara nasional pukul 04.09 waktu setempat (01.09 GMT).
Namun di balik sirene peringatan dan nyala api di langit, muncul pertanyaan yang lebih tajam: sampai kapan dunia membiarkan perang ini berlarut?
Serangan Rusia kali ini membuat Polandia meningkatkan kewaspadaan militer karena posisinya berdekatan dengan Lviv. Melalui platform X pada Minggu (05/10/2025), Angkatan Bersenjata Polandia menyatakan telah memobilisasi pesawat dan menempatkan sistem pertahanan darat dalam siaga tinggi.
“Pesawat Polandia dan sekutu beroperasi di wilayah udara kami, sementara sistem pertahanan udara berbasis darat dan pengintaian radar telah disiagakan dalam kondisi siaga tertinggi,” kata komando operasional Polandia dalam unggahannya di X, Minggu (05/10/2025).
Sementara itu, Bandara Vilnius di Lituania sempat ditutup selama beberapa jam setelah muncul laporan adanya “serangkaian balon udara” menuju area bandara pada Sabtu malam (04/10/2025). Menurut layanan pelacakan penerbangan Flightradar24, penerbangan komersial yang biasanya menggunakan rute ke Polandia dialihkan karena penutupan bandara Lublin dan Rzeszow dua kota yang berbatasan langsung dengan Ukraina.
Namun laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters. Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) juga belum mengeluarkan pemberitahuan terkait gangguan penerbangan di kawasan itu. Sementara Eurocontrol, otoritas pengatur lalu lintas udara Eropa, memperingatkan penundaan tinggi di wilayah udara Polandia akibat “situasi Ukraina”.
Laporan terbaru menyebut lima orang tewas di wilayah Zaporizhzhia dan Lviv akibat rudal dan drone Rusia. Serangan tersebut juga menghancurkan infrastruktur energi yang membuat puluhan ribu warga kehilangan listrik.
“Minggu malam (05/10/2025), Rusia kembali melancarkan serangan rudal dan drone terhadap rakyat Ukraina, menargetkan wilayah Lviv, Zaporizhzhia, Chernigiv, Vinnytsia, Ivano-Frankivsk, Kherson, Kharkiv, dan Odesa,” ujar Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko, dikutip dari AFP.
Menurut laporan tersebut, empat orang tewas di Lviv dan satu orang di Zaporizhzhia, sementara beberapa lainnya mengalami luka berat. Infrastruktur energi menjadi korban utama, memperburuk krisis listrik di sejumlah kota.
Di Zaporizhzhia, Fedorov menyebut “lebih dari 73.000 konsumen tanpa listrik” akibat serangan rudal Rusia pada Minggu (05/10/2025). Kondisi serupa juga dialami Lviv, di mana wali kotanya menyatakan sebagian kota masih gelap gulita hingga keesokan harinya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pada Minggu (05/10/2025), mengecam keras serangan besar-besaran Rusia yang disebutnya telah meluncurkan “50 rudal dan sekitar 500 drone” ke berbagai wilayah Ukraina.
“Rusia sekali lagi menargetkan infrastruktur kami segala sesuatu yang menjamin kehidupan normal bagi rakyat kami. Kami membutuhkan lebih banyak perlindungan dan implementasi yang lebih cepat dari semua perjanjian pertahanan, terutama pertahanan udara, untuk menghilangkan makna teror udara ini,” ujar Zelensky.
Pernyataannya mencerminkan keputusasaan yang kian dalam, di tengah lambatnya dukungan nyata dari sekutu-sekutu Barat. Alih-alih menekan Rusia, dunia tampak membiarkan perang ini menjadi “konflik yang dinormalisasi”.
Wali Kota Lviv melaporkan transportasi umum tidak beroperasi karena “serangan musuh yang masif” pada Minggu (05/10/2025). Sementara itu, Wali Kota Ivano-Frankivsk menyebut layanan transportasi di kota barat Ukraina itu akan “mulai beroperasi lebih lambat dari biasanya” pada hari yang sama.
Di saat masyarakat berjuang menyalakan kembali kehidupan, Moskow justru melancarkan serangan terbesarnya terhadap infrastruktur gas Ukraina. Serangan pada Sabtu (04/10/2025) memutus pasokan listrik ke sekitar 50.000 rumah tangga di wilayah Chernigiv.
Perang ini tidak lagi hanya tentang dua negara yang saling menyerang, melainkan tentang dunia yang memilih diam. Tiga tahun lebih, ratusan ribu korban, dan kota demi kota yang hancur, namun diplomasi global masih buntu. Ukraina terus meminta bantuan, Rusia terus menembak, dan masyarakat dunia terus menonton. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan