KYIV – Pasukan Ukraina dilaporkan meledakkan pilar jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia ke Crimea dengan bahan peledak bawah laut pada Selasa (3/6) subuh waktu setempat. Serangan ini menjadi salah satu yang terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, dan disebut sebagai aksi ketiga paling signifikan terhadap infrastruktur strategis Moskow.
Melalui unggahan di Telegram, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim bahwa pihaknya berhasil menanam bahan peledak pada struktur jalan dan rel jembatan Kerch. Ledakan pertama disebut diledakkan pada pukul 04.44 subuh. Operasi tersebut, menurut keterangan resmi SBU, telah direncanakan selama beberapa bulan dan memanfaatkan sekitar 1.100 kilogram bahan peledak yang diletakkan secara tersembunyi di bawah laut.
Imbas dari serangan itu memaksa otoritas Rusia menutup sementara jembatan Kerch sejak pagi hingga sore hari, tepatnya hingga pukul 18.00 waktu setempat. Meski belum ada laporan rinci mengenai tingkat kerusakan struktur jembatan, serangan ini kembali menunjukkan kemampuan Ukraina dalam menyerang aset vital Rusia jauh dari garis depan.
SBU mengisyaratkan bahwa serangan ini juga bertujuan untuk mengirimkan sinyal kepada Moskow bahwa keputusan melanjutkan perang akan membawa konsekuensi serius dan kerugian besar. Aksi tersebut merupakan lanjutan dari rangkaian operasi sabotase Ukraina terhadap sasaran-sasaran strategis milik Rusia.
Sebelumnya, Ukraina juga telah meluncurkan serangan dengan ratusan drone dalam operasi yang dinamai Spider’s Web atau taktik Jaring Laba-laba. Serangan itu menyasar empat pangkalan udara Rusia dan dilaporkan merusak sekitar 41 pesawat militer, termasuk sejumlah pesawat pengebom.
Seorang pejabat keamanan Ukraina yang tidak disebutkan namanya menjelaskan bahwa drone-drone tersebut diluncurkan dari gubuk-gubuk kecil yang dimuat ke atas truk. Gubuk itu kemudian ditempatkan di sekitar perimeter pangkalan militer. Ketika saatnya tiba, panel atap gubuk dibuka secara otomatis dan drone dilepaskan langsung menuju sasaran.
Serangan bertubi-tubi ke titik-titik vital ini menunjukkan intensitas konflik yang terus meningkat serta kesiapan Ukraina untuk melumpuhkan kekuatan logistik dan militer Rusia. Meski Moskow belum mengeluarkan tanggapan resmi terhadap detail operasi ini, dampaknya terhadap pergerakan militer dan moral pasukan di lapangan tidak dapat diabaikan begitu saja. []
Redaksi11