HULU SUNGAI TENGAH – Program cetak sawah rakyat (CSR) yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) bersama Kodim 1002/HST resmi dimulai.
Program ini bertujuan untuk membuka lahan sawah yang diperkirakan seluas 23.186 hektare sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Dinas Pertanian HST, Budi Satria Tanjung, menyampaikan bahwa pada tahun 2025, pihaknya menargetkan pencetakan sekitar enam ribu hektare sawah yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten HST. Fokus utama dari program ini adalah Kecamatan Labuan Amas Utara dan Pandawan.
“Kami telah memulai proyek ini dengan membuka akses jalan ke lahan sawah yang terletak di Desa Perumahan, Kecamatan Labuan Amas Utara, menggunakan 18 unit eksavator,” ungkap Budi.
Namun, lanjut Budi, pengerjaan proyek sempat dihentikan sementara sehubungan dengan adanya surat edaran dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Surat tersebut meminta agar lahan yang sudah digarap segera dilakukan Survei Investigasi dan Desain (SID) untuk memastikan bahwa lahan yang akan digunakan tidak tumpang tindih dengan program lainnya yang sudah ada.
SID tersebut, menurutnya, akan dilakukan oleh Universitas Hasanuddin Makassar. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa pencetakan lahan sawah berjalan sesuai dengan rencana tanpa menimbulkan permasalahan hukum di kemudian hari.
Selain itu, Budi juga menjelaskan bahwa Dinas Pertanian HST sedang melakukan pemetaan terhadap lahan yang potensial untuk dijadikan sawah.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengusulkan lahan pribadi mereka yang ingin dilibatkan dalam program ini, dengan cara menghubungi penyuluh pertanian atau langsung ke Dinas Pertanian HST.
Menurutnya, tidak ada batasan minimum atau maksimum terkait ukuran lahan yang dapat diajukan untuk ikut serta dalam program ini.
Meskipun menghadapi tantangan cuaca yang sering hujan, Budi tetap optimis program cetak sawah ini dapat berhasil.
Ia berharap dengan dukungan masyarakat, target pencetakan 500 ribu hektare sawah se-Kalimantan Selatan dapat tercapai, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.
“Lahan yang sebelumnya tidak bisa ditanami padi, nanti diharapkan dapat ditanami minimal satu kali dalam setahun. Untuk yang biasanya sekali tanam, diharapkan bisa dua kali, dan yang sudah dua kali, bisa tiga kali. Kami sangat optimis bahwa langkah ini akan mempercepat terwujudnya swasembada pangan yang kita cita-citakan,” pungkasnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan sektor pertanian di Kabupaten HST dapat berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. []
Redaksi03