Usai Dirawat Dua Hari, Lugianto Pilih Tali Sebagai Jalan Akhir!

KOTAWARINGIN BARAT – Pagi yang seharusnya menjadi awal aktivitas warga di Pangkalan Bun mendadak berubah menjadi mencekam. Warga yang melintas di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di Taman Bundaran Pangkalan Lima, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), dikejutkan oleh penemuan seorang pria yang diduga tewas gantung diri, Selasa (04/11/2025).

Kapolres Kobar AKBP Theodorus Priyo Santosa, melalui Kapolsek Arsel AKP Ratno, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa setelah menerima laporan warga, pihaknya langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. “Kami segera menurunkan mayat yang masih tergantung,” ujar Ratno saat dikonfirmasi.

Korban diketahui bernama Lugianto (44), warga asal Malang yang bekerja sebagai karyawan swasta dan tinggal di Desa Natai Baru, Kecamatan Arut Selatan. Tubuhnya ditemukan tergantung di gerbang taman, dalam posisi menghadap ke arah luar kota.

Kronologi penemuan berawal dari Ridwan Rilivasya, warga yang baru selesai joging di sekitar lokasi. Ia terkejut melihat sosok tergantung, lalu melapor kepada orang tuanya Nova Lesmana, yang kemudian menghubungi Ketua RT 23 Kelurahan Baru, Sumardi, untuk meneruskan laporan ke pihak kepolisian.

Polisi mencatat ciri-ciri korban: tinggi badan sekitar 161 cm, rambut ikal, kulit sawo matang, mengenakan kaos biru, serta memiliki tato di lengan kiri atas dan gelang kayu di tangan kanan.

Namun di balik fakta tragis ini, muncul tanda tanya besar: bagaimana kondisi psikologis korban sebelum kejadian? Diketahui, dua hari sebelumnya, korban ditemukan dalam keadaan lemas di pinggir Jalan Ahmad Yani dengan mulut berbusa. Ia sempat dirawat di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, namun dua hari berselang ditemukan tewas.

Peristiwa ini menyisakan keprihatinan mendalam. Di tengah tekanan hidup dan kesulitan ekonomi, kasus bunuh diri menjadi alarm keras bagi semua pihak. Pemerintah daerah dan lembaga sosial diharapkan lebih serius menangani isu depresi dan kesehatan mental, yang kerap luput dari perhatian.

Tragedi Lugianto seharusnya tidak berhenti sebagai berita kriminal semata, melainkan menjadi peringatan bahwa banyak orang berjuang dalam diam di tengah kehidupan yang semakin keras. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com