Usai VCS, Mahasiswa Ini Malah Diperas

PALANGKA RAYA – Seorang mahasiswa berinisial U (20), yang berdomisili di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengalami kejadian tidak menyenangkan setelah tergoda melakukan video call sex (VCS) dengan seseorang yang dikenal melalui aplikasi dewasa. Iming-iming tarif murah sebesar Rp 50.000 membuat U lengah hingga menjadi korban pemerasan.

Kejadian ini bermula saat U berkenalan dengan akun yang mengaku perempuan dan menawarkan layanan VCS dengan tarif yang sangat terjangkau. Pelaku mensyaratkan agar U terlebih dahulu mengikuti akun Instagram-nya. Percakapan berlanjut hingga keduanya sepakat melakukan VCS melalui panggilan video WhatsApp.

Tanpa menyadari jebakan, U menuruti permintaan pelaku. Namun setelah sesi VCS berakhir, pelaku menunjukkan wajah aslinya: seorang laki-laki yang kemudian mengancam akan menyebarkan video rekaman tersebut. Pelaku meminta uang sebesar Rp 500.000 dan mengancam akan menyebarkan video intim itu ke teman-teman serta lingkungan kampus U apabila permintaannya tidak dipenuhi.

Dalam kondisi panik dan ketakutan, U akhirnya melaporkan kejadian ini kepada Ketua Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalteng, Ipda Shamsuddin, yang dikenal juga sebagai Cak Sam.

“Saya langsung menghubungi pelaku dan memberikan peringatan keras,” ungkap Cak Sam saat dikonfirmasi pada Senin (21/04/2025).

Menurutnya, tindakan pelaku yang merekam serta mengancam menyebarkan konten pornografi masuk dalam kategori pelanggaran hukum dan dapat dijerat dengan pidana. “Ancaman menyebarkan konten seperti itu merupakan bagian dari pemerasan dan melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik,” ujarnya.

Setelah mendapat peringatan dari Cak Sam, pelaku akhirnya membatalkan niatnya dan menghapus video tersebut. Beruntung, U mendapatkan pertolongan cepat sebelum video tersebut tersebar luas.

Kasus ini menjadi pelajaran berharga, tidak hanya bagi U, tetapi juga bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa, agar lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Dunia maya yang tampak menyenangkan bisa saja menyimpan risiko besar.

“Kejadian ini menjadi pengingat penting tentang bahaya aplikasi dewasa dan pentingnya bijak dalam berinteraksi di dunia digital,” tutup Cak Sam. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com