HULU SUNGAI TENGAH – Kota kecil Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, kembali dibuat gempar. Bukan karena prestasi atau kegiatan sosial, melainkan akibat aksi kejar-kejaran dua pria bersenjata tajam di kawasan Siring Juwita, tempat yang sejatinya dikenal sebagai area rekreasi keluarga.
Peristiwa ini menambah daftar panjang persoalan keamanan publik yang tampak semakin rapuh di ruang-ruang terbuka masyarakat.
Warga sekitar mengaku kejadian itu berlangsung pada Minggu (05/10/2025) sekitar pukul 11.00 WITA dan sontak memicu kepanikan. “Iya, memang ada warga yang sempat merekam aksi tersebut dan videonya viral,” ujar para pedagang di sekitar lokasi, Senin (06/10/2025).
Video berdurasi 38 detik yang kini beredar luas di media sosial memperlihatkan seorang pria berkaus kuning mengejar pemuda berkaus putih sambil menenteng parang, disertai teriakan warga dan pengendara yang panik melintas.
Siring Juwita yang biasanya ramai oleh keluarga dan anak-anak, seketika berubah menjadi lokasi ketakutan massal.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar: di mana pengawasan keamanan publik ketika senjata tajam bisa dengan mudah dibawa dan digunakan di tempat umum tanpa pencegahan sedikit pun? Ironisnya, video sudah viral, tetapi reaksi aparat baru muncul setelah situasi mereda.
Kasubsi PIDM Humas Polres HST, Aiptu M. Husaini, membenarkan adanya peristiwa tersebut. “Anggota piket ke sana dan sudah tidak ada lagi perkelahian. Area sudah bersih dan kondusif,” ujarnya.
Namun hingga kini, tidak ada laporan resmi yang masuk ke pihak kepolisian. Meski demikian, Husaini memastikan penyelidikan tetap dilakukan terhadap pria pembawa parang itu. “Kami akan mengusutnya agar Barabai tetap aman dan kondusif. Kepolisian sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban harus hadir di tengah masyarakat,” tegasnya.
Sayangnya, pernyataan itu terdengar klise di tengah fakta bahwa peristiwa seperti ini berulang kali terjadi tanpa tindakan preventif nyata. Polisi hadir setelah video viral, bukan ketika potensi ancaman mulai muncul.
Warga pun mulai menyoroti lemahnya pengawasan di ruang publik yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak dan keluarga. Sementara aparat sibuk menjaga citra “kondusif”, rasa aman masyarakat justru terus terkikis oleh aksi nekat seperti ini.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kejelasan mengenai motif perkelahian tersebut, namun satu hal pasti: Barabai kini bukan sekadar tenang di permukaan di bawahnya, ketertiban publik sedang diuji. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan