KUBU RAYA – Lonjakan kasus kecelakaan lalu lintas di Kalimantan Barat kembali menjadi sorotan, terutama insiden yang melibatkan truk tronton di sejumlah ruas jalan utama. Kondisi ini mendorong Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus, menyerukan peningkatan kesadaran masyarakat dalam menjaga keselamatan diri di tengah infrastruktur jalan yang dinilai masih jauh dari ideal.
Dalam wawancara khusus, Krisantus menyampaikan keprihatinannya atas rangkaian kecelakaan yang merenggut korban jiwa. Ia menegaskan bahwa persoalan keselamatan tidak hanya berkaitan dengan kelengkapan fasilitas, tetapi juga kedisiplinan setiap pengguna jalan.
Ia mengakui bahwa banyak ruas jalan di Kalbar belum memadai untuk melayani arus kendaraan besar yang melintas setiap hari.
“Masa kita tak peduli dengan keselamatan diri kita sendiri? Kita harus sadar, jalan kita ini banyak yang masih kecil, belum sesuai syarat, sementara kendaraan terutama tronton lalu lalang begitu padat. Ini jelas menuntut kewaspadaan ekstra ketika berkendara,” tegasnya pada hari Jumat. (14/11/2025).
Menurut Krisantus, situasi di lapangan merupakan kombinasi antara keterbatasan infrastruktur dan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dua faktor ini membuat risiko kecelakaan meningkat, terutama jika pengendara berkendara dengan terburu-buru atau abai terhadap aturan.
Ia kembali mengingatkan agar masyarakat tidak berharap pihak lain yang menjaga keselamatan mereka.
“Kita harus lebih peduli. Jangan sampai kita sendiri yang mengabaikan keselamatan, padahal kondisi jalan dan lalu lintas sudah jelas memerlukan kewaspadaan tinggi,” ujarnya.
Pemerintah daerah, kata Krisantus, terus melakukan evaluasi dan percepatan perbaikan, termasuk pelebaran beberapa ruas jalan yang masuk kategori rawan kecelakaan. Namun ia menekankan bahwa proses pembangunan membutuhkan waktu, sementara aktivitas masyarakat berlangsung setiap hari.
“Sambil menunggu perbaikan infrastruktur berjalan, keselamatan tetap nomor satu. Pengendara roda dua, roda empat, semuanya harus lebih hati-hati. Kita tidak mau lagi mendengar kabar kehilangan nyawa akibat kelalaian atau kurangnya antisipasi di jalan,” jelasnya.
Tingginya insiden yang melibatkan tronton juga menjadi perhatian khusus. Krisantus meminta perusahaan angkutan dan sopir truk berat untuk memperketat standar operasional, mulai dari uji kelayakan rem hingga ketaatan pada batas kecepatan.
“Jangan ada lagi alasan. Baik masyarakat maupun pihak perusahaan harus berkomitmen menjaga keselamatan. Kita tidak mau jalan raya jadi tempat hilangnya nyawa karena kelalaian siapa pun,” tutupnya.
Pemerintah berharap peningkatan kesadaran kolektif mulai dari menurunkan kecepatan, menjaga jarak, hingga memastikan kendaraan layak pakai dapat menekan angka kecelakaan yang kini makin mengkhawatirkan. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan