PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerukunan dan keberagaman di tengah masyarakat yang majemuk. Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menegaskan pentingnya sikap saling menghormati antar umat beragama dan suku sebagai pilar utama menjaga persatuan di kota yang dihuni oleh berbagai latar belakang.
Pernyataan tersebut disampaikan Bahasan saat membuka Seminar Amtsilati dan Kajian Kitab-kitab Karya KH Taufiqul Hakim yang diselenggarakan oleh Ikatan Santri Amtsilati Kalimantan Barat (Kalbar), bertempat di Aula Wakil Wali Kota, Sabtu (14/06/2025). “Saya tidak bosan-bosan mengkampanyekan, karena Kota Pontianak ini penduduknya sangat heterogen, semua agama ada, semua suku ada,” ujarnya.
Wakil wali kota juga mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga untuk senantiasa mengutamakan nilai toleransi. Ia menekankan bahwa Pemerintah Kota Pontianak menolak segala bentuk paham sempit yang mendasarkan tindakan pada fanatisme agama atau suku. “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menampilkan kebaikan agama masing-masing tanpa menjelekkan agama atau suku lain,” tegas Bahasan.
Seminar yang digelar oleh para santri tersebut diharapkan dapat menjadi sarana edukatif dalam memperkuat pemahaman terhadap nilai-nilai keagamaan yang damai, moderat, dan inklusif. Wakil wali kota menyatakan apresiasinya terhadap panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, yang menurutnya akan berdampak positif bagi penguatan wawasan keagamaan, khususnya dalam membaca dan memahami Al-Qur’an. “Apabila ini terwujud, saya yakin semua aktivitas, baik itu perkembangan, kebudayaan dan lain sebagainya akan sama-sama terwujud di Kota Pontianak,” pungkasnya.
Ia juga mengimbau agar para peserta mengikuti rangkaian seminar secara sungguh-sungguh, demi kemaslahatan umat dan keberlangsungan kerukunan antar warga di Pontianak maupun Kalimantan Barat secara umum. Seminar ini menjadi cerminan bagaimana pendekatan edukasi dan keagamaan dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ikatan sosial, sekaligus mencegah tumbuhnya benih-benih intoleransi di tengah masyarakat yang beragam. [] Admin03