BALIKPAPAN – Klub sepak bola kebanggaan Kota Minyak, Persiba Balikpapan, kembali menjadi perhatian publik. Bukan hanya karena persiapan tim menghadapi Liga 2, melainkan juga karena adanya wacana pembelian 50 persen saham klub oleh Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud atau Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
Ketua Pembina Persiba yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al-Qodri, menyambut baik wacana tersebut. Ia menilai langkah itu sebagai dukungan penting bagi kelangsungan klub, terutama dalam menghadapi tantangan keuangan yang kian berat.
“Kalau memang benar demikian (dibeli Wali Kota atau Pemkot Balikpapan), ya Alhamdulillah. Kami sangat setuju. Saya bicara ini bukan sebagai Ketua DPRD, tetapi sebagai pecinta sepak bola dan bagian dari manajemen Persiba. Kalau memang benar, ya kami bersyukur,” ujarnya, Senin (14/04/2025).
Alwi turut menekankan pentingnya menjaga keberadaan klub di Balikpapan. Ia mengingatkan bahwa saat ini kepemilikan Persiba berada di tangan investor luar daerah, yang bisa saja sewaktu-waktu mengubah arah bisnis.
“Pemilik Persiba saat ini adalah orang luar. Memang saya sudah pernah bertemu langsung dengan pemiliknya, Mas Rafil, dan beliau menyampaikan bahwa Persiba tetap di Balikpapan. Tapi namanya bisnis, bisa saja berubah di kemudian hari. Kita tidak pernah tahu,” kata Alwi.
Menurutnya, Persiba bukan hanya sebuah tim sepak bola, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Balikpapan. Ia mengkhawatirkan jika klub sampai berpindah tangan ke luar daerah.
“Klub ini bukan sekadar tim sepak bola, tapi bagian dari identitas dan kebanggaan warga kota. Kalau sampai pindah atau hilang, itu akan jadi kehilangan besar,” tegasnya.
Sementara itu, manajemen tengah dihadapkan pada tantangan anggaran menyusul ketentuan baru Liga 2 yang mengizinkan penggunaan hingga lima pemain asing. Alwi menyebut kebutuhan dana untuk satu pemain asing bisa mencapai Rp1 hingga Rp1,5 miliar. Artinya, jika maksimal lima pemain direkrut, klub harus menyiapkan sekitar Rp7,5 miliar, belum termasuk kebutuhan operasional lainnya.
“Kami tetap melakukan persiapan seperti biasa, fokus pada pematangan tim. Tapi sekarang Liga 2 ini profesional, dan informasinya setiap tim boleh pakai 4 sampai 5 pemain asing. Itu jadi tantangan tersendiri karena biayanya besar,” jelasnya.
Ia juga mengajak kalangan dunia usaha untuk turut berkontribusi mendukung tim.
“Kalau lima perusahaan di Balikpapan menyumbang satu pemain asing, itu akan sangat membantu. Ini bentuk gotong royong demi nama baik kota kita juga,” tambahnya.
Terkait perekrutan pemain asing, Alwi mengungkapkan bahwa tim telah mengincar beberapa nama, namun negosiasi masih terganjal keterbatasan anggaran.
“Beberapa incaran sudah ada, tapi masih tahap nego harga. Kami ini belum punya sponsor utama, jadi masih harus benar-benar selektif. Kalau deal pemainnya, tapi dananya belum ada, ya percuma juga,” ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen, baik pemerintah, swasta, hingga masyarakat Balikpapan, untuk terlibat aktif menjaga eksistensi klub.
“Mari kita jaga Persiba bersama-sama. Ini bukan hanya klub sepak bola, tapi bagian dari semangat dan kebanggaan Kota Balikpapan,” pungkasnya. []
Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Nistia Endah