Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
VOLGOGRAD — Serangan drone kembali mengguncang jantung industri Rusia. Wilayah Volgograd, yang dikenal sebagai salah satu pusat energi dan manufaktur penting di selatan Rusia, dilanda serangan besar-besaran pada Kamis (6/11). Ledakan menewaskan satu warga sipil dan memicu kebakaran hebat yang melahap area industri setempat.
Gubernur Volgograd, Andrey Bocharov, melalui Telegram mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menghantam gedung bertingkat 24 di kawasan permukiman. “Balkon rusak dan jendela rumah-rumah di sekitarnya pecah,” ujarnya, dikutip dari AFP, Jumat (07/11/2025). Korban tewas diidentifikasi sebagai pria berusia 48 tahun yang terkena serpihan logam tajam dari ledakan.
Tak hanya merusak gedung perumahan, puing-puing dari drone yang jatuh juga memicu kebakaran besar di kawasan industri Krasnoarmeysky. Api sempat membubung tinggi sebelum berhasil dijinakkan oleh regu pemadam.
Volgograd, yang berjarak sekitar 400 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina, kini menjadi simbol baru dari perang modern: perang tanpa garis depan. Di kota yang dahulu bernama Stalingrad itu, warga kembali hidup dalam ketakutan setiap kali sirene berbunyi.
Serangan ini menjadi bagian dari kampanye Ukraina yang kian agresif menargetkan fasilitas industri dan energi Rusia. Dalam beberapa pekan terakhir, serangan drone serupa juga menghantam kilang minyak di Krasnodar dan terminal bahan bakar di Krimea.
Sementara itu, Moskow membalas dengan memperhebat serangan udara ke infrastruktur energi dan jaringan transportasi Ukraina memperpanjang siklus balas dendam yang tak berujung.
Kini, di tengah retorika perang dan perundingan damai yang tak kunjung nyata, warga sipil di kedua negara kembali menjadi korban dari mesin perang yang semakin tak mengenal batas. []
Admin04
