SANGATTA – Penemuan mayat seorang pria lanjut usia (lansia) berinisial AS, 75 tahun, di rumahnya di samping Gedung Buana Mekar, Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, menyisakan tanda tanya mengenai kondisi hidup para lansia di wilayah tersebut.
AS tinggal seorang diri di gubuk kumuh berukuran 2×2 meter yang dikelilingi pohon di sisi kanan dan kiri. Kehidupannya sehari-hari diisi dengan mengumpulkan barang bekas, namun rumahnya sempit dan minim fasilitas. Warga mencatat, biasanya di malam hari rumah AS menyala lampu putih disertai musik sebagai teman hidupnya. Namun belakangan, suara musik itu jarang terdengar.
Pada Senin, 13 Oktober 2025 sore, sekelompok anak-anak yang bermain layangan mencium aroma tidak sedap dari gubuk tersebut. Mereka segera melaporkan ke Ketua RT, yang kemudian mendapati AS sudah meninggal dunia. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polsek Sangatta Utara dan Bhabinkamtibmas.
Personel Polsek Sangatta Utara bersama tim Inafis Satreskrim Polres Kutai Timur mendatangi lokasi untuk olah TKP. Kapolres Kutai Timur, AKBP Fauzan Arianto, menyebut, “Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.” Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Kudungga untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dugaan sementara, kematian AS akibat faktor usia dan sakit.
Kejadian ini sekaligus menyoroti pentingnya perhatian sosial terhadap lansia yang tinggal sendirian, terutama mereka yang hidup dalam kondisi ekonomi dan lingkungan yang memprihatinkan. Penemuan mayat AS oleh anak-anak menjadi alarm tentang kurangnya kepedulian lingkungan dan sistem sosial untuk melindungi warga lansia dari risiko kesehatan dan keselamatan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan