Warga Tewas, Wali Kota Murka: Pindahkan Dwikora ke Kijing!

PONTIANAK – Duka mendalam akibat kecelakaan maut di simpang empat Parit Besar, Jalan Tanjungpura, kembali membuka luka lama: padatnya lalu lintas akibat lalu-lalang kendaraan berat dari dan menuju Pelabuhan Dwikora.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa pemindahan Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing tak bisa lagi ditunda. Pernyataan itu ia lontarkan usai melayat ke rumah duka almarhum Halid Abdullah bin Abdullah (76), warga yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Gang Pemangkat 1, Kelurahan Akcaya, Kamis (13/11/2025).

“Saya berulang kali meminta untuk memindahkan Pelabuhan Dwikora ke Kijing, karena pelabuhan Kijing sudah beroperasi. Sebenarnya harusnya sudah bisa, karena kapasitas pelabuhan terus meningkat setiap tahun, sehingga jumlah kendaraan juga semakin banyak,” ujar Edi.

Kecelakaan yang merenggut nyawa Halid Abdullah terjadi pada Rabu (12/11/2025) siang, saat motor yang dikendarainya terlibat tabrakan dengan truk trailer di simpang Pasar Tengah, Pontianak Kota.

Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Radian Andy Pratomo, menjelaskan kecelakaan itu melibatkan sepeda motor Honda yang dikendarai korban dan mobil trailer yang dikemudikan S (55).
“Akibat kecelakaan itu, pengendara sepeda motor mengalami luka parah pada kedua kakinya dan meninggal dunia saat mendapat perawatan di RS Bhayangkara,” kata Kompol Radian.

Dari hasil olah TKP, mobil trailer datang dari arah Alun-Alun Kapuas menuju simpang Garuda. Saat lampu hijau menyala, pengendara motor berbelok ke kanan di depan trailer yang mulai bergerak. Karena jarak terlalu dekat, kecelakaan pun tak terhindarkan.

Tragedi itu kembali menyoroti beban jalan kota yang tidak sebanding dengan volume kendaraan besar. Edi menilai, lalu lintas yang padat akibat kontainer dan trailer bermuatan berat telah lama menjadi ancaman bagi keselamatan warga.

Menurutnya, pembatasan jam operasional kendaraan berat yakni pukul 05.00–08.00 WIB dan 17.00–20.00 WIB belum efektif mengurai kepadatan. “Kita sudah batasi jam operasionalnya. Tapi di luar jam itu, lalu lintas tetap padat,” jelas Edi.

Ia menegaskan, solusi jangka panjang hanya bisa dicapai jika Pelabuhan Dwikora benar-benar dipindahkan ke Kijing dan jalur lingkar luar (outer ring road) segera dibangun.
“Tidak ada jalan lain. Kita harus pindahkan pelabuhannya dan bangun outer ring road agar kendaraan berat tidak lagi masuk ke tengah kota,” tegasnya.

Selain mendesak langkah nyata dari pemerintah pusat dan pihak pelabuhan, Edi juga mengingatkan warga agar lebih berhati-hati di jalan, terutama di Jalan Tanjungpura, Komyos Sudarso, Imam Bonjol, dan Pak Kasih ruas yang kerap menjadi lokasi kecelakaan.

“Saya minta warga waspada dan berhati-hati. Keselamatan harus jadi prioritas,” pesannya.

Pernyataan keras Edi Kamtono kali ini menjadi peringatan serius. Selama pelabuhan lama tetap beroperasi di tengah kota, Pontianak akan terus bergulat dengan kemacetan dan ancaman kecelakaan serupa. []

Fajar Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com