MANILA – Departemen Kesehatan (Department of Health/DOH) Filipina mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap meningkatnya kasus leptospirosis yang kini mulai meluas seiring dengan curah hujan tinggi dan banjir dalam beberapa pekan terakhir. Hujan deras tersebut dipicu oleh kombinasi siklon tropis dan monsun barat daya yang memengaruhi sebagian besar wilayah negara itu.
Peringatan tersebut disampaikan DOH pada Sabtu (02/08/2025) melalui media sosial sebagai bentuk respons atas situasi terkini yang mengkhawatirkan. “Harap diingat bahwa leptospirosis bisa berakibat fatal. Segera ambil tindakan dan konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala, terutama setelah berjalan di air banjir,” bunyi pernyataan resmi DOH.
Data dari DOH menunjukkan sebanyak 3.037 kasus leptospirosis telah tercatat secara nasional sejak awal tahun hingga 19 Juli 2025. Dari jumlah tersebut, 1.114 kasus dilaporkan setelah 8 Juni, yaitu hanya berselang beberapa hari setelah Badan Meteorologi Nasional Filipina mengumumkan dimulainya musim hujan.
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan umumnya menyebar melalui air yang tercemar urine hewan, khususnya tikus. Infeksi ini bisa terjadi saat seseorang memiliki luka terbuka atau lecet dan kemudian terpapar air yang telah terkontaminasi. Kontak langsung dengan lingkungan atau genangan air yang kotor menjadi faktor risiko utama penyebaran penyakit tersebut.
Kondisi banjir yang kerap terjadi saat musim hujan dinilai berperan besar dalam meningkatnya kasus leptospirosis. Masyarakat yang harus berjalan di tengah genangan air atau membersihkan rumah pascabanjir tanpa perlindungan memadai lebih rentan tertular penyakit ini.
Pihak berwenang di Filipina terus mengingatkan masyarakat untuk mengenakan pelindung seperti sepatu bot dan sarung tangan saat berada di daerah rawan banjir serta menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari paparan bakteri penyebab leptospirosis. DOH juga meminta rumah sakit dan pusat layanan kesehatan untuk bersiaga dalam mendeteksi dan menangani kasus secara cepat agar risiko kematian dapat ditekan.
Dengan meningkatnya risiko infeksi di musim hujan ini, otoritas kesehatan Filipina mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas, dan individu guna menekan penyebaran penyakit yang kerap muncul setelah bencana banjir tersebut.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan