BALIKPAPAN – Membina rumah ibadah yang berjumlah ratusan bukanlah perkara mudah. Hal ini diutarakan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Balikpapan, Drs H M Solahuddin Siregar, MM, usai membawakan ceramah di acara buka bersama Beraucoal dengan wartawan di hotel Legrendeur Balikpapan Kamis (9/7/2015).
Dari 406 masjid yang terdata di Balikpapan, kata Solahuddin, masih ada saja yang enggan bergabung di bawah naungan Dewan Masjid.
“Ada sekitar delapan masjid yang kita ajak gabung kayaknya masih susah. Alasannya beragam. Ada yang mengaku belum memahami betul tentang Dewan Masjid, ada pula aliran-aliran tertentu yang memang mau berdiri sendiri, lalu ada juga pengurus masjid yang agak sombong, merasa masjidnya besar sehingga tidak mau bergabung di Dewan Masjid,” bebernya.
Padahal, lanjut dia, dengan bergabungnya seluruh masjid di bawah naungan DMI nantinya akan mempermudah dari sisi perbaikan infrastruktur, pengadaan sarana dan operasional masjid.
“Ke depan akan kita buat subsidi silang, di mana masjid besar bertanggung jawab di lingkungannya mensupport pembangunan masjid kecil di sekitarnya. Tujuannya agar terjadi pemerataan dan membantu kenyamanan jamaah yang beribadah,” urainya.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota bersama DMI Balikpapan juga telah meneken nota kesepahaman agar pembangunan masjid-masjid baru harus lebih dulu mendapat rekomendasi dari DMI Balikpapan.
“Dalam AD/ART kita memang tidak diatur soal jarak antara masjid satu dengan lainnya. Prinsipnya, apabila di lingkungan itu masjidnya sudah tidak muat lagi menampung jamaah maka boleh bangun baru. Atau banyak aliran dan pemahaman, sehingga boleh-boleh saja bangun masjid lebih dari satu di lingkungannya,” pungkasnya. [] Irwanto Sianturi