Sabar Berkebun: Jalan Panjang Mengangkat Pekebun Miskin di Kukar

KUTAI KARTANEGARA – Upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tidak hanya bergantung pada bantuan sosial, melainkan juga melalui pendekatan produktif yang menyasar langsung sektor perkebunan rakyat. Salah satu terobosan nyata adalah program Sabar Berkebun yang digagas oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar.

Berbeda dari kebanyakan program pertanian yang menyasar kelompok tani, Sabar Berkebun justru dirancang untuk membantu pekebun miskin yang memilih bekerja secara mandiri dan tidak tergabung dalam kelompok maupun Gapoktan. Program ini ditujukan kepada mereka yang memiliki lahan seluas setengah hingga dua hektare, namun kesulitan mengelola kebun secara optimal akibat keterbatasan biaya dan akses sarana produksi.

Kepala Bidang Produksi Disbun Kukar, Subagio, menegaskan bahwa intervensi yang diberikan dalam program ini sangat spesifik. “Program ini lahir dari kenyataan di lapangan bahwa banyak pekebun miskin yang merasa minder atau enggan bergabung dengan kelompok tani. Kami ingin mereka tetap mendapatkan perhatian dan dukungan, meskipun bergerak secara individu,” ujarnya di Tenggarong, Rabu (18/06/2025).

Disbun Kukar menyediakan bantuan berupa pupuk, herbisida, serta insentif upah kerja, agar petani bisa merawat kebun dengan intensif dan berkelanjutan. Program ini tidak hanya mendorong perbaikan hasil panen, tetapi juga bertujuan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan pekebun secara keseluruhan.

Penetapan penerima manfaat program dilakukan secara terintegrasi, memanfaatkan dua sumber data utama, yakni Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Dinas Sosial dan data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Bappeda Kukar. “Setelah diverifikasi dan divalidasi, data ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati, menjadi dasar penyaluran bantuan tahunan,” tambah Subagio.

Lebih dari sekadar kegiatan teknis, Sabar Berkebun menjadi bagian penting dari program besar Rumah Besar Pengentasan Kemiskinan (RBPK) yang dijalankan Pemkab Kukar. Dalam kerangka tersebut, Disbun Kukar memainkan peran strategis sebagai penggerak ekonomi berbasis pertanian produktif.

Menurut Subagio, jika pelaksanaan program ini berhasil meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekebun mandiri, maka model Sabar Berkebun sangat mungkin diadopsi oleh daerah lain yang memiliki karakteristik lahan dan struktur masyarakat serupa.

“Jika berhasil, model ini berpotensi direplikasi ke wilayah lain yang memiliki struktur perkebunan serupa,” pungkasnya.

Dengan menyasar pekebun yang sering terlewat dalam program kelompok, Sabar Berkebun menghadirkan pendekatan yang lebih inklusif dan menyentuh langsung mereka yang paling membutuhkan perhatian. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nursiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com