KUTAI KARTANEGARA — Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) mulai mengarahkan perhatian pada potensi kopi jenis Liberika sebagai identitas baru sektor perkebunan lokal yang selama ini didominasi oleh kelapa sawit dan karet.
Langkah ini menyusul keberhasilan kopi Liberika Kukar menempati peringkat ketiga dalam ajang Kartanegara Coffee Event (KCE) tingkat Kalimantan Timur, sebuah capaian yang mencerminkan daya saing produk lokal di tengah kompetisi ketat industri kopi regional.
Kopi Liberika dikenal memiliki cita rasa yang khas dan lebih rendah tingkat keasamannya dibanding Arabika, namun tetap memiliki aroma yang kuat. Jenis ini juga terbukti adaptif terhadap kondisi lahan marginal dan iklim tropis Kukar yang tidak selalu ideal untuk tanaman kopi lain.
Kepala Bidang Produksi Disbun Kukar, Subagio, menyebut bahwa peluang pasar kopi Liberika masih terbuka luas karena belum banyak dibudidayakan secara luas di Indonesia. Ia menilai bahwa Kukar bisa menjadi pemain penting dalam ceruk pasar ini jika budidaya dilakukan secara konsisten dan terintegrasi.
“Kalau bersaing dengan Arabika atau Robusta dari Sumatera, Jawa, atau Sulawesi, kita kalah. Tapi di Liberika, kita punya ceruk pasar tersendiri,” ujar Subagio di Tenggarong, Senin (23/06/2025).
Saat ini, pengembangan kopi Liberika difokuskan pada tiga kawasan sentra yaitu Kampung Kopi Luwak Perangkat Baru (Marangkayu), Jonggon Jaya (Loa Kulu), dan Cipari Makmur (Muara Kaman). Masing-masing sentra tidak hanya menanam kopi, tetapi juga didorong untuk mengolahnya menjadi produk siap konsumsi.
Rumah produksi dilengkapi dengan mesin pengupas kulit, alat pengering, mesin roasting hingga grinder, sehingga para petani mampu mengolah hasil panen hingga menjadi produk akhir yang bernilai jual lebih tinggi.
“Semua proses diarahkan agar petani tidak hanya menjual biji kopi mentah, tetapi mampu menghasilkan produk jadi yang memiliki nilai tambah,” kata Subagio.
Untuk memastikan mutu, bibit yang digunakan berasal dari pohon induk lokal maupun hasil kerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, Jawa Timur. Disbun Kukar menilai pentingnya sertifikasi dan kualitas varietas sebagai kunci agar produk lokal dapat bersaing di pasar lebih luas.
Dinas juga terus menggencarkan pelatihan bagi petani, mulai dari teknik budidaya, pascapanen, hingga strategi pemasaran agar kopi Liberika Kukar memiliki daya saing tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga nasional bahkan ekspor.
Melalui pendekatan terintegrasi ini, Disbun Kukar berharap kehadiran kopi Liberika tidak hanya memperkaya ragam produk pertanian daerah, tetapi juga menjadi simbol transformasi ekonomi desa berbasis komoditas unggulan lokal. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan