SAMARINDA — Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) terus menggalakkan pendekatan baru dalam membudayakan olahraga, dengan menyasar peran aktif sektor swasta dalam menciptakan iklim sehat di lingkungan kerja. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi membentuk masyarakat yang tak hanya berprestasi, tetapi juga sehat secara jasmani dan rohani.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga (Kabid PPO) Dispora Kaltim, Rasman Rading, menjelaskan pentingnya menjadikan olahraga sebagai kebiasaan yang dilakukan rutin, bukan semata-mata karena ada event besar atau perlombaan nasional. Ia menyebut bahwa selama ini persepsi publik terhadap olahraga masih terbatas pada konteks kejuaraan semacam Pekan Olahraga Nasional (PON) atau turnamen resmi antar klub.
“Padahal, yang lebih penting adalah bagaimana olahraga ini menjadi budaya, menjadi gaya hidup yang dijalankan sehari-hari oleh masyarakat kita, baik itu di lingkungan rumah, komunitas, maupun di tempat kerja,” jelasnya saat ditemui di Kantor Dispora Kaltim, Jalan PM Noor, Samarinda, Senin (30/06/2025).
Rasman menilai bahwa perusahaan-perusahaan di Kaltim berpeluang besar menjadi pionir dalam pembentukan budaya olahraga. Ia menyarankan agar perusahaan menginisiasi kegiatan olahraga internal yang ringan namun berdampak luas, seperti senam pagi bersama, pertandingan persahabatan antar divisi, atau aktivitas fisik yang melibatkan keluarga karyawan.
“Misalnya dengan mengadakan turnamen olahraga antar karyawan, senam bersama, atau kegiatan olahraga rekreasi yang melibatkan keluarga karyawan. Itu juga bagian dari kontribusi besar terhadap budaya olahraga,” ungkapnya.
Menurut Rasman, kegiatan semacam itu selain mendukung kebugaran fisik, juga dapat mempererat hubungan antarpegawai dan memperkuat semangat kolektif dalam menjalankan tugas sehari-hari. Ia menyebut bahwa budaya kerja yang sehat akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif dan kompetitif.
Dispora Kaltim pun tak tinggal diam. Lembaga tersebut terus menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar olahraga tidak hanya dipromosikan lewat kejuaraan, tetapi juga melalui pendekatan keseharian yang dekat dengan masyarakat.
“Kalau semua bergerak bersama, olahraga tidak akan lagi hanya muncul saat ada event besar. Tapi benar-benar menjadi bagian dari aktivitas rutin masyarakat. Inilah yang kami harapkan,” tegasnya.
Rasman menambahkan bahwa olahraga sebagai gaya hidup tidak bertentangan dengan upaya mengejar prestasi. Justru, menurutnya, kebiasaan berolahraga sejak dini dan secara konsisten akan menciptakan ekosistem yang ideal untuk melahirkan atlet-atlet andal di masa depan.
“Kita ingin olahraga bukan sekadar ajang perebutan medali, tapi jadi kebutuhan dan kebiasaan. Karena dengan masyarakat yang sehat, kita juga membangun daerah yang lebih kuat,” pungkas Rasman.[] ADVERTORIAL
Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan