KUTAI KARTANEGARA — Strategi pengembangan pertanian berbasis kawasan mulai diterapkan secara sistematis oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) melalui program inovatif bertajuk Pengen Kukar. Pendekatan ini difokuskan pada pembentukan pusat produksi terpadu di desa, yang sekaligus menjadi bagian dari proyek perubahan kelembagaan di sektor perkebunan.
Program Pengen Kukar, singkatan dari Pengembangan Sentra Kukar, bukan sekadar proyek percontohan, melainkan langkah strategis yang mengintegrasikan semua proses dari hulu hingga hilir. Kepala Bidang Produksi Disbun Kukar, Subagio, menjelaskan bahwa inisiatif ini diarahkan untuk memperkuat posisi petani melalui kemandirian dan peningkatan nilai tambah di tingkat lokal.
“Pengen Kukar ini bukan hanya proyek perubahan, tapi visi jangka panjang kami agar petani bisa berdaya di tempatnya sendiri,” ujar Subagio di Tenggarong, Kamis (26/06/2025).
Konsep sentra ini diterapkan pada beberapa komoditas unggulan Kukar seperti kopi, kakao, aren, dan karet. Salah satu bentuk konkretnya terlihat pada Pengen Kopi Kukar yang telah terwujud di tiga titik utama: Kampung Kopi Luwak Perangkat Baru, Kopi Jingbo di Jonggon Jaya, dan Kopi Kohim di Cipari Makmur. Masing-masing lokasi dilengkapi fasilitas pengolahan seperti rumah produksi, mesin roasting, serta alat penggiling kopi.
Tahun 2025, Disbun mulai mengalihkan fokus pada pengembangan sektor karet melalui Pengen Karet Kukar yang dibangun di Giri Agung. Para petani di kawasan ini dibantu dengan alat panen, mesin pres lateks, hingga dukungan pengolahan di rumah produksi.
Tak hanya itu, dua sentra lainnya yakni Pengen Kakao Kukar dan Pengen Aren Kukar tengah dalam proses pembangunan. Lokasi pengembangan diarahkan ke wilayah Lung Anai dan Tuana Tuha yang memiliki potensi tanaman yang cukup kuat untuk dikembangkan lebih lanjut.
Disbun Kukar tak bekerja sendiri. Program ini melibatkan kemitraan lintas sektor, mulai dari perusahaan swasta seperti PT Multi Harapan Utama (MHU), PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), dan PT Niagamas, hingga dinas lain seperti Disperindag dan DiskopUKM.
“Kolaborasi ini menjadikan Pengen Kukar sebagai contoh pembangunan pertanian berbasis kawasan yang berkelanjutan,” tambah Subagio.
Dengan membangun sentra pengolahan langsung di daerah penghasil, Disbun berharap masyarakat desa dapat merasakan manfaat ekonomi secara langsung, menciptakan ekosistem usaha tani yang mandiri, efisien, dan memiliki daya saing tinggi di pasar. Program Pengen Kukar juga diyakini mampu mempercepat transformasi ekonomi desa menjadi pusat pertumbuhan baru yang berbasis komoditas unggulan lokal. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan