Dari Kukar ke Panggung Nasional, KFBN Jadi Batu Loncatan

KUTAI KARTANEGARA — Pelaksanaan Festival Budaya Nusantara (KFBN) 2025 yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) dirancang bukan hanya sebagai ajang unjuk seni budaya semata. Festival ini kini berkembang menjadi alat ukur kualitas dan potensi kelompok seni lokal yang dapat menjadi duta budaya Kukar di level nasional, bahkan internasional.

Pelaksana tugas Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Awang Ahmad Ivan, menyampaikan bahwa pihaknya tidak hanya menjadikan festival sebagai ruang hiburan, tetapi juga sebagai ruang kurasi dan pemetaan talenta seni. “KFBN bukan sekadar perayaan budaya, tapi platform penjaringan talenta-talenta seni unggulan lokal. Kelompok yang tampil di panggung ini akan dipantau dan dipertimbangkan untuk dibawa tampil pada ajang di luar daerah,” ujar Ivan di Tenggarong, Kamis (10/07/2025).

Dari sekitar 200 kelompok seni yang terdata aktif di Kukar, hanya 15 yang akan dipilih melalui seleksi ketat untuk tampil dalam malam pertunjukan yang berlangsung di tiga titik utama, yaitu di depan Kedaton Kesultanan, Taman Tanjong, dan Simpang Odah Etam (SOE). Penyeleksian ini menjadi penting karena keterbatasan durasi festival tahun ini yang hanya digelar selama tiga malam, berbeda dari tahun lalu yang berlangsung enam malam penuh.

Namun, Ivan menegaskan bahwa pemangkasan waktu tidak lantas mengurangi esensi festival. Justru dengan waktu yang lebih singkat, fokus diarahkan pada kualitas dan kekuatan presentasi budaya yang dibawakan oleh para peserta. “Kelompok seni yang lolos seleksi ini berpeluang besar dikirim untuk tampil di berbagai festival budaya tingkat nasional. Tahun-tahun sebelumnya, beberapa di antaranya sudah kami fasilitasi ke Malang, Solo, dan Jogja,” jelasnya.

Festival tahun ini juga akan dimeriahkan oleh partisipasi dari delapan provinsi luar dan seluruh kecamatan di Kukar. Setiap delegasi hanya mendapat satu kesempatan tampil, sehingga seleksi menjadi kunci untuk menampilkan kelompok terbaik yang merepresentasikan kekayaan budaya pesisir, pedalaman, hingga budaya keraton yang menjadi ciri khas Kukar.

Lebih jauh, Ivan menyebut bahwa keberadaan KFBN juga menjadi alat evaluasi penting dalam rangka pembinaan berkelanjutan terhadap kelompok seni lokal. Pemerintah daerah melalui Dispar Kukar ingin membangun basis data dan pemetaan yang akurat terhadap potensi dan kebutuhan pengembangan komunitas seni yang tersebar di berbagai wilayah.

“Yang tampil baik akan kami bina, bahkan kami siapkan untuk representasi daerah di panggung yang lebih besar,” tegas Ivan.

Melalui pendekatan selektif dan berbasis pembinaan, Dispar Kukar berambisi menjadikan KFBN sebagai etalase budaya yang tidak hanya menyajikan pertunjukan, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam memperkuat sektor budaya dan ekonomi kreatif daerah. Lebih dari itu, festival ini dipandang sebagai jembatan penting dalam diplomasi budaya dan promosi daerah menuju pengakuan lebih luas di kancah nasional.

Dengan fondasi semacam itu, KFBN 2025 diharapkan mampu menciptakan dampak jangka panjang bagi pengembangan seni budaya di Kukar, menjadikan Kukar tidak sekadar tuan rumah festival, tetapi juga pemain penting dalam lanskap kebudayaan Indonesia.[] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com