KUTAI KARTANEGARA – Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya warisan sejarah, Desa Sumber Sari di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, mulai menunjukkan komitmennya untuk menjadikan sejarah sebagai bagian dari strategi pembangunan wisata yang berkelanjutan. Melalui penguatan narasi lokal, desa ini berupaya menyulap peninggalan kolonial menjadi destinasi edukatif yang menyentuh berbagai generasi.
Salah satu bentuk komitmen itu diwujudkan dengan pengembangan sejumlah situs bersejarah yang sebelumnya kurang dikenal publik. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Arum, Dedi, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah membenahi dua titik utama peninggalan masa lalu, yakni parit buatan Jepang dan bekas lokasi tambang batubara zaman kolonial. “Salah satu situs yang sedang kami benahi adalah parit peninggalan Jepang, serta bekas lokasi pertambangan yang dulu digunakan oleh Belanda dan Jepang. Ini adalah bagian penting dari sejarah Loa Kulu yang belum banyak diketahui,” kata Dedi di Loa Kulu, Rabu (18/06/2025).
Parit tersebut diyakini dibangun sebagai bagian dari strategi militer Jepang saat Perang Dunia II. Sementara itu, bekas tambang batubara merupakan saksi bisu eksploitasi sumber daya alam Kalimantan Timur oleh pihak kolonial. Kedua situs ini dipandang memiliki potensi kuat sebagai wahana pembelajaran sejarah yang menarik. “Kami berharap situs ini bisa menjadi media pembelajaran sejarah, tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga pelajar dari berbagai daerah. Anak-anak perlu tahu bahwa tempat mereka berdiri hari ini punya jejak penting dalam perjalanan bangsa,” ujar Dedi.
Dalam mengembangkan kawasan tersebut, Pokdarwis Sumber Sari tidak berjalan sendiri. Mereka menjalin kemitraan dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara untuk melakukan pemetaan lokasi, mendokumentasikan sejarah lisan dan visual, serta menyusun desain kawasan yang ramah pengunjung. Selain itu, langkah konkret juga diambil melalui proses pengusulan situs-situs tersebut sebagai cagar budaya daerah.
Keberhasilan beberapa desa lain di Kukar dalam mengemas sejarah lokal menjadi daya tarik wisata menjadi inspirasi tersendiri bagi warga Sumber Sari. Mereka yakin, warisan sejarah tak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga menjadi bagian dari upaya meningkatkan ekonomi desa.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Kukar, Ridha Patrianta, menilai langkah yang diambil Desa Sumber Sari sebagai langkah strategis yang patut didukung. “Mengangkat sejarah lokal seperti yang dilakukan Sumber Sari sangat penting. Ini tidak hanya menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menciptakan identitas yang kuat bagi masyarakat,” ucap Ridha.
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat pengembangan kawasan sejarah. Menurutnya, keterlibatan banyak pihak akan menjamin program ini berjalan efektif dan berkelanjutan.
Melalui inisiatif warga yang bersinergi dengan dukungan pemerintah, Desa Sumber Sari tengah menyiapkan dirinya sebagai desa wisata sejarah yang tak hanya menarik dari sisi visual, tetapi juga kaya makna edukatif dan nilai budaya.[] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan