KUTAI KARTANEGARA – Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting dan memperkuat konvergensi program kesehatan di tingkat desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara menggelar Penilaian Desa Berkinerja Baik dalam Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025.
Empat desa terpilih antara lain Desa Lapak Lambur, Muara Wis, Kota Bangun II, dan Kahala menjadi sorotan utama dalam forum ini. Masing-masing kepala desa mempresentasikan program inovatif yang telah mereka jalankan untuk menekan angka stunting di wilayahnya. Dari pemanfaatan pangan lokal bergizi hingga digitalisasi pemantauan tumbuh kembang balita, beragam pendekatan kreatif dipaparkan dengan penuh semangat. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (26/06/2025), bertempat di ruang rapat Kepala DPMD Kukar.
Penilaian dilakukan oleh tim lintas sektor yang terdiri dari Bappeda Kukar, Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK Kabupaten, serta dua orang pendamping teknis. Kolaborasi ini mencerminkan semangat gotong royong dalam membangun generasi sehat dari akar rumput.
Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) Anita Hefiana menyampaikan kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang belajar bersama. “Kami ingin mendorong replikasi praktik baik antar desa. Inovasi yang lahir dari kebutuhan lokal terbukti lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Namun, melalui pendekatan konvergensi yakni sinergi antar sektor di tingkat desa upaya pencegahan dapat dilakukan lebih terarah dan berdampak nyata.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, desa-desa di Kukar membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di tingkat lokal. Penilaian ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan cerdas. [] ADVERTORIAL
Admin04
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan