SAMARINDA – Dalam menghadapi tantangan pembangunan kepemudaan yang semakin kompleks, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) memanfaatkan pendekatan digital untuk menjawab kebutuhan zaman. Salah satu inovasi yang kini dijalankan adalah pengembangan aplikasi berbasis data, bernama Sepakat. Aplikasi ini berfungsi sebagai platform digital untuk menjaring, mencatat, dan memantau keterlibatan pemuda dalam berbagai kegiatan dan program kepelatihan yang diselenggarakan di daerah.
Langkah ini dianggap penting dalam mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), khususnya pada aspek yang menuntut ketersediaan data akurat serta partisipasi aktif generasi muda. Melalui sistem berbasis daring, Dispora berupaya membangun ekosistem informasi yang terintegrasi dan mudah diakses oleh pemuda.
Subkoordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, mengungkapkan bahwa permasalahan utama dalam pengembangan kebijakan kepemudaan justru terletak pada ketidakselarasan data antarlembaga. Hal ini menghambat proses penyusunan program yang tepat sasaran karena kurangnya data yang valid dan terbarukan.
“Kalau bicara tantangan, menurut saya tantangan terbesarnya justru bagaimana menyampaikan ke dinas-dinas terkait supaya mereka lebih fokus memiliki data pembangunan kepemudaan yang akurat. Saya pribadi pernah mengkritisi tata cara penilaian BPS terhadap domain kepemimpinan. Dulu penilaian itu berlaku untuk tiga tahun, tapi pengambilan datanya hanya tiga bulan. Menurut saya itu tidak relevan. Alhamdulillah masukan itu diterima dan sekarang pengambilannya dilakukan setiap tahun,” ujar Rusmulyadi saat diwawancarai secara resmi di Kantor Dispora Kaltim, Senin (21/07/2025).
Menurutnya, selain persoalan teknis dalam pendataan, faktor keterlibatan pemuda juga tidak kalah penting dalam menentukan efektivitas program pembangunan. Ia mengingatkan bahwa partisipasi aktif menjadi penentu keberhasilan dari berbagai pelatihan dan kegiatan yang telah dipersiapkan oleh pemerintah.
“Tantangan berikutnya sebenarnya ada di pemudanya sendiri. Mereka mau sejauh mana terlibat dalam kegiatan kepemudaan? Kalau teman-teman lihat di media sosial Dispora, banyak sekali pelatihan yang kami informasikan dan promosikan. Tinggal bagaimana pemuda mau ambil bagian di situ,” sambungnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, aplikasi Sepakat hadir sebagai solusi praktis. Melalui fitur-fitur dalam aplikasi tersebut, pemuda dapat mendaftarkan diri, mengunggah profil pribadi, serta menyatakan minat dan kemampuan mereka. Hal ini memberikan kemudahan bagi pemuda untuk mengakses berbagai kesempatan pengembangan diri tanpa harus melalui proses birokrasi yang rumit.
“Bahkan sekarang kami tidak lagi mengalami yang namanya kehilangan berkas. Saya sudah membuat aplikasi bernama Sepakat. Melalui aplikasi itu, setiap pemuda bisa mendaftar sendiri dan mengunggah data pribadinya, termasuk kemampuan yang dimilikinya. Jadi kami punya data riil, misalnya berapa pemuda yang sudah dilatih kecakapan hidup, berapa yang sudah ikut pelatihan digital marketing, atau berapa yang sudah menjadi content creator,” jelasnya.
Tak hanya sebagai alat pendaftaran, aplikasi Sepakat juga menjadi basis data penting yang menyimpan informasi menyeluruh tentang keterlibatan pemuda, baik dalam pelatihan maupun organisasi.
“Di aplikasi Sepakat juga tercatat berapa pemuda yang sudah memiliki sertifikasi dasar soft skill, dan berapa yang aktif dalam organisasi, misalnya peserta Aksi Mahasiswa Indonesia. Jumlah pengurusnya, jumlah anggotanya, semuanya ada di Sepakat,” pungkasnya.
Melalui pendekatan digital ini, Dispora Kaltim menunjukkan keseriusan dalam menyiapkan generasi muda yang terhubung dengan teknologi, memiliki kapasitas yang terukur, dan siap terlibat dalam pembangunan. Aplikasi Sepakat diharapkan menjadi pintu masuk bagi pemuda Kaltim untuk tumbuh sebagai aktor utama dalam perubahan sosial dan ekonomi di masa depan.[] ADVERTORIAL
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan