SAMARINDA – Wacana penghapusan anggaran untuk media dari dana pokok pikiran (Pokir) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) hingga kini belum mencapai keputusan akhir. Kepastian itu disampaikan langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, saat menanggapi kekhawatiran sejumlah kalangan terhadap wacana tersebut.
“Masih dibahas. Nanti dalam proses akan kita sampaikan. Masih di dalam pembahasan, belum final,” ujar Ekti kepada sejumlah wartawan, Jumat (25/07/2025).
Usulan untuk menghapus anggaran dukungan bagi media sebelumnya mencuat dalam rapat internal pimpinan DPRD Kaltim yang turut dihadiri oleh para ketua fraksi, ketua komisi, serta pimpinan badan-badan legislatif lainnya. Rencana tersebut dikaitkan dengan Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang disebut-sebut menjadi pengusul awalnya.
Situasi ini memicu reaksi dari sejumlah pihak, termasuk anggota DPRD Kalimantan Timur, Fuad, yang menilai wacana tersebut bernuansa politis. Dugaan itu diperkuat oleh munculnya polemik terkait insiden yang melibatkan ajudan salah satu pimpinan DPRD beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu, Ekti menegaskan bahwa DPRD tidak akan mengambil langkah tergesa-gesa. Ia menekankan pentingnya keterbukaan dalam proses pembahasan dan meminta agar media tetap aktif memantau jalannya diskusi demi menjaga prinsip transparansi.
“Kejar terus ya, nanti kita akan sampaikan kalau sudah ada hasil. Sekali lagi, ini belum final,” katanya, menanggapi pertanyaan awak media.
Ekti juga menyampaikan komitmennya terhadap peran media sebagai mitra penting dalam pembangunan daerah dan demokrasi. Ia menilai peran media tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat luas.
“Saya tidak pernah jauh dari media. Dari saya Ketua KNPI, Ketua KONI, media selalu hadir menyampaikan program kita ke masyarakat. Ini peran yang sangat penting,” ucap Ekti, mengenang keterlibatannya bersama media sejak lama.
Menurutnya, relasi antara pemerintah dan media harus dibangun dalam semangat kemitraan dan saling menghormati. Ia mengingatkan agar media tidak dipandang sebagai ancaman, tetapi sebagai bagian penting dalam menjaga keseimbangan ruang publik yang sehat dan demokratis.
“Media bukan musuh. Justru menjadi mitra strategis kita dalam membangun Kalimantan Timur. Jangan sampai malah menjatuhkan,” ujarnya dengan nada bersahabat.
Ekti turut menambahkan bahwa dukungan terhadap media tidak semata-mata tergantung pada anggaran. Baginya, penghargaan terhadap media lebih terletak pada pengakuan atas kontribusinya dalam menciptakan ruang diskusi publik yang sehat, edukatif, dan terbuka.
Ia menutup pernyataannya dengan menyampaikan bahwa DPRD Kaltim tetap berkomitmen untuk menjaga komunikasi yang terbuka bersama insan pers, guna memastikan bahwa keputusan yang akan diambil mencerminkan kepentingan bersama dan mendukung kelangsungan informasi publik yang akuntabel.[] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan