SAMARINDA – Komitmen untuk mendorong kemajuan sektor pariwisata di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) kembali disuarakan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Didik Agung Eko Wahono. Ia menyoroti potensi besar yang dimiliki Kecamatan Tenggarong Seberang dalam mengembangkan wisata berbasis kearifan lokal yang dikelola langsung oleh masyarakat desa.
Didik menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif dan kreativitas warga dalam mengelola destinasi wisata secara mandiri, terutama melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Menurutnya, semangat kemandirian yang tumbuh di desa-desa patut mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah maupun pihak terkait.
“Saya melihat pengelolaan wisata oleh masyarakat dan pemerintah desa, terutama melalui Pokdarwis, sudah berjalan baik. Mereka berdikari di bidang ekonomi, dan ini patut didukung,” kata politisi PDI Perjuangan itu pada (16/07/2025).
Ia menyebut beberapa lokasi wisata di Tenggarong Seberang yang kini mulai dilirik pengunjung, seperti Air Terjun Pesona Perjiwa, Goa Batu Gelap, Batu Ampar, Bukit Mahoni, serta Taman Gubang yang menawarkan pesona danau lengkap dengan wahana air.
Didik menilai bahwa potensi pariwisata bisa ditemukan di setiap wilayah, asalkan ada keberanian untuk menggali dan mengembangkan potensi tersebut secara konsisten. Ia juga menegaskan bahwa pembangunan sektor wisata seharusnya berorientasi pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar, bukan sekadar pencitraan daerah.
“Yang pertama kali akan meramaikan tempat wisata adalah warga lokal. Kalau mereka sudah sejahtera, maka kunjungan dari luar akan menyusul,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengingatkan perlunya kesadaran terhadap kemungkinan dampak negatif yang bisa muncul dari perkembangan wisata. Ia menekankan bahwa peningkatan jumlah wisatawan kerap diiringi dengan potensi kerawanan, terutama terhadap tindak kejahatan yang dapat merugikan pengunjung dan mencoreng nama baik destinasi.
“Pariwisata memang membawa manfaat ekonomi dan sosial, tapi kita tidak boleh abai terhadap dampak negatifnya. Wisatawan bisa jadi sasaran kejahatan karena mereka tidak familiar dengan lingkungan. Ini bisa merusak citra daerah wisata,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen—baik masyarakat, pengelola wisata, maupun pemerintah—untuk bersinergi dalam mewujudkan destinasi yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga aman dan nyaman bagi siapa pun yang datang.
“Kalau pengelolaannya serius dan dampak negatif bisa dikendalikan, pariwisata akan jadi pendorong kuat pertumbuhan ekonomi lokal,” tutupnya.[] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan