KUTAI KARTANEGARA – Gelaran Festival Danum Bura yang berlangsung di RT 40, Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong, kembali menunjukkan peran penting masyarakat dalam merawat warisan budaya leluhur. Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi kuat bahwa pelestarian budaya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga hasil dari kesadaran kolektif warga yang ingin menjaga jati diri daerahnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Puji Utomo, dalam pembukaan festival pada Rabu (30/07/2025), mengapresiasi semangat warga yang terus menjaga tradisi melalui penyelenggaraan kegiatan semacam ini. Ia menekankan pentingnya kesinambungan Festival Danum Bura agar dapat digelar secara rutin setiap tahun.
“Acara seperti ini penting untuk memperkuat identitas budaya kita. Kami ingin festival ini tidak hanya sekali, tapi terus berlanjut setiap tahun,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tontonan budaya, festival ini menyuguhkan rangkaian kegiatan selama dua hari, mulai dari penampilan 11 sanggar seni yang membawakan tarian tradisional, hingga perlombaan permainan rakyat seperti menyumpit, begasing, ketapel, dan behempas rotan. Aktivitas ini tidak hanya menarik minat masyarakat, tetapi juga menjadi ruang pengenalan budaya kepada anak-anak muda yang hidup di tengah arus modernisasi.
Festival Danum Bura, menurut Puji, memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh sebagai kekuatan pariwisata lokal. Ia meyakini bahwa bila terus digelar secara konsisten dan ditingkatkan kualitasnya, festival ini dapat masuk dalam kalender pariwisata resmi Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kami siap bekerja sama agar festival ini lebih besar dan dikenal, bahkan bisa masuk kalender pariwisata daerah,” katanya.
Langkah konkret yang akan ditempuh Disdikbud Kukar, lanjut Puji, adalah membangun kolaborasi dengan berbagai unsur, baik dari komunitas budaya, seniman lokal, hingga pelaku usaha. Ia percaya bahwa sinergi tersebut akan memperkuat fondasi kebudayaan sekaligus mendorong sektor ekonomi kreatif daerah.
“Dengan kerja sama, kita bisa menjadikan budaya ini sebagai kebanggaan sekaligus kekuatan ekonomi kreatif masyarakat,” tambah Puji.
Dengan semangat gotong royong yang diperlihatkan oleh masyarakat, Festival Danum Bura bukan hanya menjadi medium hiburan dan apresiasi seni, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial dan menghidupkan kembali tradisi yang mulai tergerus zaman. Harapan besar disematkan pada keberlanjutan acara ini sebagai tonggak pelestarian budaya yang mampu memberi manfaat ekonomi sekaligus memperkuat identitas daerah.[] ADVERTORIAL
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan