Minim Eksposur, Squash Kaltim Didorong Masuk Sekolah-Sekolah

SAMARINDA — Rendahnya tingkat pengenalan olahraga squash di kalangan pelajar dan masyarakat menjadi perhatian serius Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim). Untuk mengatasi hal itu, salah satu langkah yang didorong adalah memasukkan squash dalam kegiatan olahraga sekolah, sehingga generasi muda dapat mengenal dan mencoba cabang olahraga ini sejak dini.

Dorongan tersebut disampaikan Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman, saat membuka Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Junior Squash Kaltim 2025, Kamis (12/06/2025). Menurutnya, meski squash memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu cabang andalan Kaltim, hingga kini olahraga tersebut masih jarang diketahui bahkan oleh pelajar yang aktif di dunia olahraga.

“Banyak pelajar sebenarnya tertarik untuk berlatih, tapi mereka bahkan belum tahu squash itu apa. Ini jadi tantangan sekaligus peluang bagi kita. Kalau digarap serius, squash dapat menjadi cabor andalan Kalimantan Timur di masa depan,” tegasnya.

Kejurprov Junior Squash 2025 sendiri menjadi salah satu strategi untuk memperkenalkan olahraga ini secara lebih luas. Ajang ini diikuti atlet pelajar dari berbagai kabupaten/kota, dengan tujuan ganda: mengasah kemampuan bertanding sekaligus menjaring talenta potensial untuk pembinaan jangka panjang.

Rasman menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin pembinaan squash berjalan setengah hati. Ia menilai penting adanya integrasi program antara Dispora, KONI Kaltim, dan pengurus cabang olahraga (cabor) untuk memastikan atlet yang berprestasi di level junior mendapatkan pembinaan berkelanjutan.

“Atlet-atlet yang menunjukkan potensi akan terus kami pantau melalui KONI agar bisa dibina dan menjadi generasi pelapis atlet utama ke depan,” ujarnya.

Dispora Kaltim juga berencana mengintensifkan sosialisasi squash di sekolah-sekolah. Bentuknya dapat berupa pelatihan dasar, demonstrasi permainan, hingga penyediaan fasilitas latihan sederhana. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan minat pelajar untuk mengenal dan menekuni olahraga tersebut.

Selain sebagai ajang kompetisi, Kejurprov Junior Squash tahun ini juga menjadi sarana evaluasi program pembinaan yang telah berjalan. Atlet-atlet muda yang tampil menonjol akan diproyeksikan mengikuti berbagai kejuaraan tingkat nasional, sebagai bagian dari proses pembinaan berjenjang.

Menurut Rasman, keberhasilan pembinaan tidak hanya diukur dari capaian medali, tetapi juga dari kesinambungan regenerasi atlet. Tanpa pengenalan yang masif dan dukungan infrastruktur memadai, sulit bagi squash Kaltim untuk berkembang menjadi cabang olahraga unggulan.

Dengan memanfaatkan momen Kejurprov, Dispora berharap dapat mengubah persepsi bahwa squash adalah olahraga eksklusif dan kurang populer. Sebaliknya, olahraga ini diharapkan dapat menjadi pilihan menarik bagi pelajar, sejajar dengan cabang-cabang yang lebih dulu populer seperti bulu tangkis, sepak bola, atau voli.

Di akhir sambutannya, Rasman mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat pecinta olahraga, untuk bersama-sama mendorong pembinaan squash. Ia meyakini bahwa dengan strategi yang tepat, Kaltim dapat mencetak atlet-atlet squash berprestasi yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. ADVERTORIAL

Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Nursiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com