Turnamen Lokal Jadi Kunci Munculkan Bibit Atlet

SAMARINDA – Dorongan untuk memperkuat pembinaan atlet dari lapisan paling dasar kembali digaungkan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur. Melalui Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Bidang Kepemudaan dan Keolahragaan se-Kaltim yang berlangsung di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 26–27 Mei 2025, provinsi menegaskan perlunya keterlibatan aktif kabupaten/kota dalam mencetak atlet unggulan sejak usia dini.

Rapat tahunan ini dihadiri oleh perwakilan Dispora dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim, dengan agenda membahas sinkronisasi program pembinaan yang lebih terstruktur. Fokusnya bukan hanya menyamakan jadwal kegiatan, tetapi juga membentuk pola pembinaan yang berkelanjutan dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang prestasi nasional.

Kabid Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, mengatakan forum ini dirancang untuk memastikan arah pembinaan antara provinsi dan daerah berada pada jalur yang sama. Ia menegaskan, penyelarasan program bukan sekadar urusan administrasi, melainkan langkah strategis agar pembibitan atlet berjalan sistematis dan terukur.

“Kita hanya ingin menyinkronkan saja sebenarnya. Apa yang kita laksanakan di provinsi, kita sampaikan agar kabupaten/kota bisa siap-siap mengikuti. Baik itu kejuaraan maupun pelatihan yang sifatnya provinsi atau nasional,” ucap Rasman.

Sebagai contoh, ia menyoroti Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Daerah (SPOBDA) yang telah dijalankan Dispora Kaltim. Program ini, menurutnya, dapat diadaptasi oleh daerah dengan format mereka sendiri, seperti Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD). Namun, Rasman menegaskan pembinaan harus fokus pada cabang olahraga unggulan masing-masing wilayah, bukan sekadar mengikuti semua cabor yang ada. “Bukan semua cabor harus ikut. Berdasarkan cabor unggulannya saja. Karena pembinaan usia dini itu tanggung jawab kabupaten/kota. Kami hanya pemicunya,” jelasnya.

Rasman juga mengkritisi kecenderungan pasif sejumlah daerah yang hanya menunggu limpahan atlet dari wilayah lain atau provinsi. Menurutnya, hal ini menghambat proses regenerasi atlet karena potensi lokal tidak tergarap maksimal.

“Maaf saja, tapi ada kabupaten/kota yang hanya berharap limpahan atlet. Padahal, kalau mereka sering-sering bikin kejuaraan, pasti akan muncul bibit. Enggak harus mewah. Ada Rp5 juta bikin kejuaraan, jalan. Anak-anak itu suka kalau ada kejuaraan. Masalahnya, kadang kejuaraannya yang enggak ada,” katanya.

Menurutnya, pembinaan atlet tidak akan efektif tanpa pondasi yang dibangun sejak dini. Ia menegaskan, kompetisi skala kecil pun sangat berharga karena dapat memantik minat olahraga di kalangan pelajar sekaligus menjadi sarana pencarian bakat.

“Talent scouting itu penting. Kalau dibina dari awal, pasti pembinaannya jalan. Dan kalau atlet itu berhasil, ya kabupatennya juga ikut bangga. Jangan cuma tunggu dari provinsi,” tutup Rasman.

Dispora Kaltim berharap, dengan adanya komitmen daerah untuk menggelar kompetisi rutin, mengembangkan pusat pelatihan, dan membina atlet secara berjenjang, ekosistem olahraga di Kaltim akan semakin solid. Kolaborasi yang baik antara provinsi dan kabupaten/kota diharapkan mampu menghasilkan atlet yang tak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga siap bersaing di panggung internasional. [] ADVERTORIAL

Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com