DPRD Samarinda Soroti Perceraian Tinggi, Ekonomi Jadi Pemicu Utama

SAMARINDA – Angka perceraian di Kota Samarinda terus menjadi sorotan karena dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari masalah ekonomi, sosial, hingga pengaruh gaya hidup masyarakat. Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menekankan perlunya perhatian serius dari pemerintah terkait fenomena ini.

“Akibat Judi Online, Pinjol (Pinjaman Online), dan lain sebagainya, tapi memang pada dasarnya pernikahan itu kan banyak faktor, selain karena memang suatu pernikahan antara laki-laki perempuan itu perlu pendukung, kekuatan, perlu ketahanan,” ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD Kota Samarinda, Jumat (22/08/2025) sore.

Menurut Sri Puji, faktor ekonomi menjadi penyebab paling dominan yang memengaruhi keretakan rumah tangga. Ia menyoroti kondisi pengangguran, termasuk lulusan sarjana yang belum terserap di dunia kerja. “Kekuatan secara ekonomi mereka ada tidak dengan ekonomi sekarang yang banyak pengangguran, banyak katanya ternyata lulusan sarjana S-1 itu hampir 1 juta lebih itu yang menganggur, lalu bagaimana yang tidak lulus S-1 ini saja menganggur,” jelasnya.

Ketersediaan lapangan pekerjaan, menurutnya, menjadi salah satu kunci ketahanan keluarga. Ketika kondisi ekonomi terganggu, rumah tangga menjadi lebih rentan terhadap konflik. “Ini ketersediaan lapangan pekerjaan itu kan salah satu, karena biasanya yang paling utama itu adalah faktor ekonomi,” kata Sri Puji.

Selain itu, faktor sosial dalam rumah tangga sejatinya masih bisa diredam, namun ketika ekonomi menjadi inti masalah, penyelesaian konflik menjadi lebih sulit. “Kalau sosial itu biasanya masih bisa diredam, tapi kalau faktor ekonomi itu yang paling utama,” tegasnya.

Sri Puji juga menyoroti maraknya judi online dan pinjaman online sebagai fenomena yang muncul dari keinginan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup, meski melalui cara yang berisiko. “Kenapa orang pinjol, kenapa orang judi online itu kan ingin mencari kehidupan yang lebih bagus gitu, rezeki walaupun dengan jalan yang salah gitu,” ujarnya.

Ia menilai, meningkatnya angka perceraian harus menjadi perhatian serius pemerintah. Upaya peningkatan keterampilan masyarakat, program vokasi, dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dianggap sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. “Lalu UMKM dikembangkan, dan tentunya ya sosialisasi bagaimana pentingnya ketahanan keluarga itu di Kota Samarinda, jadi tidak ada pernikahan usia anak, tidak ada kehamilan di luar nikah,” pungkasnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ketahanan keluarga tidak hanya dipengaruhi faktor sosial, tetapi juga ekonomi dan pola hidup masyarakat, sehingga perlunya intervensi terpadu dari pemerintah dan masyarakat untuk menekan angka perceraian di Kota Samarinda.[] ADVERTORIAL

Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com