DPRD Samarinda Soroti Keterbatasan Lahan Pertanian dan Ketahanan Pangan

SAMARINDA – Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Iswandi, menyoroti tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Kota Tepian. Ia menekankan keterbatasan lahan pertanian menjadi salah satu faktor utama yang membatasi tingkat produksi pangan lokal dan memengaruhi ketahanan pangan daerah.

“Mengacu secara jelas, secara umum kita kan punya RT/RW, rencana tata ruang, rencana wilayah,” ujarnya di Kantor DPRD Kota Samarinda, Senin (25/08/2025) siang.

Iswandi menjelaskan bahwa dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW), alokasi lahan di Samarinda telah dibagi untuk berbagai kepentingan, termasuk pertanian, perumahan, dan kawasan industri. “Ada peruntukan untuk pertanian, ada peruntukan untuk perumahan, ada untuk industri,” katanya.

Meski demikian, luas lahan pertanian yang tersedia masih sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah. Berdasarkan data resmi, lahan pertanian di Samarinda hanya sekitar 1.243 hektar. “Di RT/RW kita kalau nggak salah itu lahan pertanian kita hanya sekitar 1.243 hektar saja,” ungkapnya.

Jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 800.000 jiwa secara resmi, dan kemungkinan lebih dari satu juta termasuk yang belum tercatat, menambah tekanan pada kebutuhan pangan lokal. “Penduduk kita aja yang resmi saja 800.000 jiwa yang tercatat, yang enggak tercatat ada 1 juta mungkin penduduk Samarinda ini,” jelasnya.

Iswandi menegaskan, dengan kondisi lahan yang terbatas, mustahil bagi Samarinda untuk mencapai surplus pangan hanya dari produksi lokal. “Bagaimana mau ada surplus dengan lahan sekecil itu memenuhi kebutuhan banyaknya manusia,” tegasnya. Ia menambahkan, sejak dahulu kota ini memang tidak pernah mencapai surplus, dan produksi pertanian lokal hanya mampu memenuhi sebagian kebutuhan pasar, sekitar 20-30 persen. “Dari zaman dulu nggak pernah ada surplus memang di Samarinda ini, karena memang paling petani-petani yang ada itu bisa memenuhi kebutuhan pasar sekitar 20-30% saja, kalau optimal,” katanya.

Meski demikian, Iswandi menilai masih ada peluang untuk meningkatkan produksi pertanian melalui inovasi, teknologi, dan dukungan pemerintah. “Tapi kan banyak metode-metode walaupun lahan sempit, tapi harusnya ada dukungan dari pemerintah kota, dari dinas-dinas terkait, bagaimana produksi bisa ditingkatkan dengan lahan sempit, dengan teknik apakah, dengan subsidi pupuk apa, dan macam-macam itu, teknologi,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa keberhasilan peningkatan hasil panen sangat bergantung pada goodwill pemerintah daerah, termasuk kebijakan, subsidi, dan fasilitasi teknologi pertanian. “Ini harus ada goodwill dari pemerintah, harus mau membantu begitu,” pungkasnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan keterbatasan lahan tidak lagi menjadi penghalang signifikan, dan pertanian lokal tetap dapat berkontribusi bagi ketahanan pangan serta kesejahteraan masyarakat Samarinda.[] ADVERTORIAL

Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com