Andi Saharuddin Dukung Penerapan QRIS di Samarinda

SAMARINDA – Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah sistem pembayaran digital berbasis kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). QRIS memudahkan transaksi non-tunai karena satu kode QR dapat digunakan untuk berbagai aplikasi pembayaran digital. Dengan QRIS, konsumen hanya perlu memindai kode QR menggunakan dompet digital atau mobile banking untuk melakukan pembayaran, tanpa harus membawa uang tunai.

Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, H. Andi Saharuddin, mendorong percepatan penggunaan QRIS di masyarakat, khususnya di Kota Samarinda. “Saya mendukung sekali pembayaran di masyarakat dengan menggunakan QRIS itu sendiri terutama di Samarinda, karena kita tahu bahwa ini merupakan produk anak bangsa dan dibuat oleh Bank Indonesia untuk mempermudah transaksi tanpa harus menggunakan uang tunai,” ujar Andi di Kantor DPRD Kota Samarinda, Selasa (26/08/2025) siang.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda, H. Andi Saharuddin

Andi menjelaskan, meskipun QRIS telah diperkenalkan sejak beberapa tahun terakhir, penggunaannya di Samarinda masih terbatas. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya beralih dari pembayaran tunai. “Namun penggunaan transaksi digital ini atau disebut QRIS masuk belum merata digunakan di Kota Samarinda,” katanya.

Menurutnya, kebiasaan masyarakat yang lebih nyaman menggunakan uang tunai menjadi salah satu kendala utama, khususnya di pasar tradisional. “Masyarakat kita masih belum terbiasa menggunakan QRIS; mereka terbiasa menggunakan uang cash karena dianggap lebih praktis, ketika berbelanja di pasar,” jelasnya.

Selain itu, Andi menyoroti pedagang yang meskipun memiliki rekening bank, belum terbiasa memanfaatkan QRIS karena minimnya sosialisasi dan pemahaman manfaat sistem digital ini. “Banyak pedagang yang sebenarnya sudah memiliki akun bank, tapi mereka belum terbiasa menggunakan QRIS karena minimnya sosialisasi dan pemahaman,” ungkapnya.

Ia menambahkan, penggunaan QRIS juga membantu pedagang mencatat transaksi secara lebih rapi dan mengurangi kesulitan menyiapkan uang kembalian. “Kalau pembayaran dilakukan menggunakan QRIS, catatan penjualan bisa lebih jelas serta pedagang tidak perlu repot untuk menyediakan uang kembalian,” jelasnya.

Andi menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan perbankan untuk mengedukasi pedagang pasar agar mau dan mampu memanfaatkan QRIS. “Harus dari pemerintah sendiri serta pihak bank-bank terkait mensosialisasikan agar pedagang di pasar tradisional ini mengerti bagaimana menggunakan QRIS,” ucapnya.

Ia optimistis, bila masyarakat dan pedagang terbiasa menggunakan QRIS, manfaatnya akan dirasakan lebih luas, mulai dari kemudahan transaksi hingga peningkatan perekonomian lokal. “Kalau masyarakat dan pedagang sudah terbiasa, tentu pastinya akan jauh memudahkan masyarakat dan membawa manfaat besar, baik untuk ekonomi Kota Samarinda,” pungkasnya.

Dengan pengembangan QRIS yang lebih masif, diharapkan Samarinda dapat menjadi contoh kota yang mampu mengintegrasikan teknologi digital untuk transaksi yang lebih efisien dan modern.[] ADVERTORIAL

Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com